Cianjurekspres.net – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang mengalami penguatan pada hari ini, Jumat (16/4/2021). Membaiknya data perekonomian AS, disebut bakal mendongkrak minat pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko. Hal itu yang menjadi sentimen positif bagi pergerakan kurs rupiah.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (16/4/2021) pukul 09.26 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp14.614 per dolar AS, menguat tipis 1 poin atau 0,01 persen jika dibandingkan posisi penutupan pasar spot kemarin, Kamis (15/4/2021) di level Rp14.615 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra dalam keterangan resminya mengatakan, minat pelaku pasar terhadap aset berisiko mungkin meningkat hari ini.
Baca Juga:Reza Artamevia: Selalu Dikasih dan Tidak Pernah Beli NarkotikaNekat Mudik, Sampai Kota Tujuan Wajib Karantina
“Kondisi ini seiring dengan menguatnya indeks saham AS semalam,” kata Ariston, Jumat (16/4/2021).
Penguatan indeks saham AS didukung oleh data penjualan ritel AS bulan Maret dan data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih baik dari prediksi, yang dirilis semalam. Hasil ini memicu sentimen pemulihan ekonomi. Selain itu, penguatan indeks saham juga didukung oleh membaiknya laporan penghasilan perusahaan.
“Pagi ini sekitar pukul 9.00 WIB, dirilis data pertumbuhan PDB China kuartal pertama yang diperkirakan lebih bagus dari proyeksi. Bila demikian, ini akan menguatkan minat pelaku pasar terhadap aset berisiko hari ini,” ujar Ariston.
Selain itu, yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menurun pagi ini ke level 1,57 persen, atau turun sekitar 4 persen dari sebelumnya. Penurunan yield ini mungkin karena sebagian pelaku pasar masuk kembali membeli obligasi AS yang sudah terdiskon. Penurunan yield ini bisa membantu mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini.
“Potensi penguatan ke arah Rp14.580 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp14.630 per dolar AS,” pungkasnya. (fin/nik)