Luasan 200 hektare solar panel itu tentu dibagi ke blok-blok kecil. Agar perahu bisa lewat di sela-selanya. Untuk pemeliharaan. Terutama untuk pembersihan permukaan solar panel. Sejauh ini tahi burung adalah kotoran yang bisa mengganggu solar panel.
Kalau proyek ini sukses –selesai tahun 2022– tentu menjadi inspirasi proyek berikutnya. Terutama bagi daerah yang punya banyak danau.
Apalagi Masdar berkomitmen untuk membawa industri solar cell ke Indonesia –dari Tiongkok.
Kapasitas 100 MW tentu memerlukan solar panel yang sangat banyak. Memadai sudah untuk diproduksi di dalam negeri.
Memang selalu akan ada cerita dari Waduk Cirata. (*)