SETELAH vaksin Covid-19 ditemukan, ternyata kita tidak boleh egois minta untuk divaksinasi duluan. Pun seandainya WHO sudah mengumumkan vaksin buatan Tiongkok akan diizinkan beredar.
Padahal berita gembira itu belum sepasti itu –meski pun kelihatannya akan menuju ke sana. Sampai-sampai sudah membuat harga saham tiga perusahaan farmasi BUMN melejit tiba-tiba di bursa saham Jakarta. Naik luar biasa: sekitar 30 persen. Yakni Indofarma, Kimia Farma, dan Paphros.
Sedang saham perusahaan farmasi swasta seperti Kalbe Farma tetap jalan di tempat.
Dan ilmuwan wanita India ini tiba-tiba dapat simpati luas di Tiongkok –meski dua negara itu lagi bersitegang di perbatasan.
Ilmuwan India itulah yang kemarin disebut-sebut membuat pengumuman yang melegakan Tiongkok: WHO sudah menyetujui vaksin buatan Tiongkok.
Padahal yang disampaikan Soumya baru tahap harapan agar kalau nanti diizinkan baiknya Tiongkok membuka kesempatan ke seluruh dunia untuk bisa mendapatkan vaksin tersebut.
Tapi ucapannya memang penuh harapan. Apalagi ia ilmuwan senior di WHO.
Nama ilmuwan itu: Soumya Swaminathan Yadav. Jabatannya: ilmuwan WHO. Dia tetap jadi ilmuwan WHO meski baru pensiun sebagai pejabat tinggi di WHO.
Dia seorang wanita. Umur 60 tahun. Lahir di Chennai India. Satu keluarga ilmuwan semua. Bapak-ibunyi pasangan sama-sama profesor. Kakak-adiknyi profesor. Suaminyi juga profesor.
Sebelum persetujuan itu diumumkan, kini WHO harus mengatur kapan vaksinasi boleh dilakukan di seluruh dunia.
Masing-masing negara tidak boleh berebut duluan.
Itu menyangkut masalah strategi pemberantasan pandemi sedunia. Agar Covid-19 lenyap dari muka bumi.
Prinsip ilmiahnya: vaksinasi itu harus dilakukan serentak dalam waktu yang sama.
Kenapa kita tidak boleh berebut duluan melakukan vaksinasi?
Itu karena daya tahan imunisasi itu terbatas. Sekitar 1 tahun. Setelah itu imun kita terhadap Covid-19 habis. Saat imun habis itu tidak boleh ada virus Covid-19 yang masih gentayangan di dalam tubuh sebagian orang. Bisa jadi virus itu menyerang lagi dengan serangan yang lebih ganas.
Demikian juga imun yang sudah muncul setelah seseorang sembuh dari Covid-19. Mereka tidak imun selamanya. Saya belum menemukan literatur berapa lama imunitas seseorang yang sembuh dari Covid bisa bertahan. Ada yang bilang 3 bulan. Ada yang bilang 6 bulan. Mungkin tergantung kondisi badan masing-masing. Ada orang yang ”boros” imun. Ada juga yang ”hemat”. Pun ada yang saat terkena Covid imunnya muncul dalam jumlah besar. Ada yang kemunculan imunnya tidak banyak.