Cianjurekspres.net – Kabar DPD Partai Gerindra dan Demokrat Jawa Barat yang mengusulkan Oting Zaenal Muttaqin-Wawan Setiawan sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur di Pilkada 2020 ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partainya masing-masing, ditanggapi wajar dan biasa oleh PKB dan PKS.
“Itu hal yang wajar saja, nah kalau memang isu yang beredar bahwa Demokrat sekarang sudah menentukan sikap politiknya berkoalisi dengan Gerindra dengan pasangan Oting sebagai F1 dan Wawan sebagai F2 nya kita sangat menghargai pilihan politik mereka,” ujar Sekretaris DPC PKB Kabupaten Cianjur, Dedi Suherli kepada cianjurekspres.net, Rabu (12/8/2020).
Lantas bagaimana dengan nasib koalisi PKB, PKS dan Demokrat kedepannya?. Dedi mengakui memang di awal sudah ada MoU kelembagaan walaupun belum mencantumkan siapa kandidat bupati dan wakil bupatinya antara PKB, PKS dan Demokrat. Ia menambahkan, kesepakatan koalisi yang dibangun masih sangat cair.
Baca Juga:Sudah 264 Desa di Cianjur Bentuk BUMDes, 54 Diantaranya Dinyatakan SehatJabar Targetkan Dua Juta UMKM Serap Bantuan Usaha dari Pusat
“Tetapi itu memang masih sangat cair, jadi memang kemungkinan bisa saja tetap konsisten bersatu atau memang ada yang keluar atau pecah dari koalisi. Adapun koalisi kita berarti tinggal berdua PKB dan PKS,” katanya.
“Kebetulan memang PKB dan PKS insyaAllah bisa mempertahankan koalisi ini dan rencananya kita akan mengusung kader dari PKB dan PKS untuk maju di F1 dan F2,” tambah Dedi.
Bahkan menurutnya, jika tidak aral melintang PKB dalam waktu dekat bisa bersama-sama dengan PKS. “Kalau memang tidak ada aral melintang lagi, kita bisa jadi dalam waktu dekat bareng-barang dengan PKS. Ya sudah, berarti konstelasi politik di Cianjur sudah mengerucut khusus yang di usung partai ke dalam tiga pasangan, BHS-M, Gerindra-Demokrat dan PKB-PKS,” tandas Dedi.
Sementara itu Sekretaris Umum DPD PKS Kabupaten Cianjur, Wahyudin mengatakan menanggapi biasa saja karena politik dinamis. Menurutnya, MoU koalisi antara PKS, PKB dan Demokrat hanya bagian dari proses saling menyepakati persamaan dan menghendaki bersama-sama dalam Pilkada.
Namun Wahyudin tidak memungkiri kemungkinan ada hal ketidakcocokkan juga dan itu diserahkan ke masing-masing internal partai yang sama-sama punya mekanisme dalam proses penentuan pasangan.