Setelah menunggu lama, barulah masuk ruang rontgen. Setelah itu, masuk ruang isolasi. Meita ditangani satu dokter dan dua perawat menggunakan alat pelindung diri.
Kisaran pukul 21.00 Wib, Ari pun dilakukan rontgen. Diambil sample darah dan diinfus karena kondisinya pun dalam keadaan lemas. “Saya di samping sebelahan sama istri. Beda ruangan, tapi saya bisa ngecek istri dari ruangan. Selama istri dalam perawatan napasnya sudah sesak parah. Dokter bilang ada cairan di dalam tubuhnya di bagian paru-paru terendam katanya, jadi harus dirujuk ke Hasan Sadikin,” kata dia.
Tapi ternyata pelayanan di RS Cimacan pun kurang baik. Kurang lebih pukul 22.00 Wib itu sudah tidak ada perawat. Padahal istrinya dalam keadaan sesak parah. “Saya minta tolong perawat buat datang buat lihat kondisi istri karena gak bolehin masuk. Saya teriak-teriak, saya pencet-pencet bel pun tidak ada yang nyamperin. Mereka cuma bilang ‘sabar ya pak’. Tapi jam dua subuh ada tuh yang nyamperin. Dari jam 2 itu gak ada lagi. Cuma saya lihatin istri saya melemah, apakah konisi membaik atau lebih parah. Cuma saya gak bisa masuk,” kata dia.(bay/*/red/bersambung)