Dengan tidak adanya bukti tersebut, dia juga mempertanyakan kebenaran status positif Covid-19 sang istri. Apalagi dia yang sehari-hari bersama sang istri dan makan sepiring berdua tidak tertular, sedangkan tenaga medis di rumah sakit langsung terpapar begitu menangani sang istri.
“Bukannya berharap saya tertular, tapi minta kejelasan kenapa tidak tertular. Apakah imun saya yang bagus atau gimana. Belum pernah ada tenaga medis yang mengedukasi ke saya, keluarga ataupun lingkungan,” tuturnya.
Dia pun mendesak agar pemerintah memberikan perhatian serius pada keluarga pasien positif Covid-19, tidak sekedar mengumumkan. “Lihat dampaknya, kalau benar positif. Perhatikan keluarganya. Apalagi istri saya ini korban, sebab kita tidak pernah kemana-mana. Saya juga minta kejelasan kenapa istri saya bisa tertular” tuturnya.
Baca Juga: Diberi Label Merah, Cianjur Masuk Level Kewaspadaan Penyebaran Covid-19
Dia menceritakan, almarhumah istrinya divonis positif 92 persen versi rapit test oleh petugas medis di Puskesmas Bojonglarang pada Senin, 6 April 2020. Rapid test dilakukan dua kali oleh petugas medis, pertama hasilnya positif dan kedua hasilnya samar. Lalu dicek suhu tubuh cukup tinggi sampai 29 derajat.
“Harusnya kata petugas dirujuk ke Wisma Atlet, cuma kata pihak puskesmas harus koordinasi lagi katanya meski ke Hasan Sadikin dulu, tapi transit dulu di Rumah Sakit Cimacan,” kata dia.
Namun Ari sangat menyayangkan pihak Puskesmas Bojonglarang memvonis istrinya positif covid-19 versi rapid test tanpa melihat riwayat terakhir perjalanan istrinya. Dia menjelaskan bahwa terakhir ke luar kota ketika masa kehamilan istrinya menginjak tiga bulan pada September 2019 lalu ke daerah Bekasi.
“Itu pun jauh sebelum ada kasus virus korona menyerang beberapa negara. Setelah itu ya pulang kampung ke Cijati, engga kemana-mana lagi,” ungkapnya.
Hanya saja, lanjut Ari menceritakan, pada 29 Maret 2020 masa kehamilan 7 bulan 14 hari istrinya mengeluh sakit lantaran posisi bayi sudah ke atas karena hasil pemeriksaan Ari dan Meita akan memiliki anak kembar laki-laki. Keluhan pertama itu tidak ada rasa sakit. Namun, menjelang malam ada keluhan rasa sakit.