Sebagai legislator daerah pemilihan Jawa Barat yang pernah menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede dapat memahami kegelisahan yang dirasakan Kang Emil terutama soal ketidakadilan anggaran. Namun Pemda Provinsi Jawa Barat harus menunjukkan kebutuhannya kepada pusat agar diperhatikan. Jika tidak begitu pusat akan menganggap Jabar aman – aman saja dan tidak masuk prioritas.
Terakhir, Dede merespons arahan dari sesepuh Jabar Otje Djundjunan atau akrab disapa Ceu Popong yang menyerukan semua eksponen Jabar menyamakan persespi agar tercipta satu sikap dan langkah. Dede mengingatkan untuk menuju satu persepsi itu semua orang harus melepaskan baju politiknya.
“Momen ini tepat dan harus di- follow up. Mempertemukan berbagai partai tidak mudah. Kepala daerah harus mampu menunjukkan persepsi kepada anggota dewan. Harus melepaskan baju partainya. Negara di atas segalanya, kalau dia orang daerah, ya daerah di atas segalanya,” kata Dede.
Sementara itu Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyambut positif acara ini. Menurutnya acara seperti ini perlu ditindaklanjuti lagi agar lebih terarah dan nyata. Dony sepakat dengan Ceu Popong bahwa untuk menyamakan persepsi semua harus fokus memikirkan daerah dengan melepaskan atribut partai politik.
“Ini inisiatif yang baik dari Pak Gubernur yang menginginkan semua tokoh dan stakholders bersatu untuk Jabar Juara Lahir Batin,” katanya usai acara.
Anggota DPR yang lain Agun Gunanjar menekankan agar forum ini ditindaklanjuti dengan forum yang lebih kecil tapi mendetail. “Kami politisi yang lebih utama adalah lobi negosiasi. Forum seperti ini akan lebih bermakna dan berarti kalau ada forum yang lebih kecil,” kata Agun.
Pada saat yang sama, Jabar harus obyektif memandang sesuatu. “Kita juga orang Jabar mempersiapkan diri jangan hanya meng-compare Jateng Jatim. Jabar kalau mau maju kudu wani,” kata Agun.(rls/nik)