CIANJUR – Sebanyak 170 ton sampah perharinya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasir Sembung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur memimbulkan aroma tidak sedap seringkali terhirup oleh pengendara yang melintasi wilayah tersebut.
Namun, ditempat seperti itulah Atin (55), sejak 15 tahun lalu menyambung hidupnya sebagai pemungut sampah di Pasir Sembung demi menjadi tulang pungung dari enam anaknya dan seorang istri.
Hari-hari ia lalui dengan keranjang anyaman kayu di punggung, besi pengait, sarung tangan dan sepatu boots, untuk mendaki bukit. Atin kini memungut sampah tak sendiri, ia bersama anak sulungnya, Yana (27), sejak 2013 yang kini sudah berkeluarga.
Tak hanya anak sulungnya yang ikut memungut seperti dirinya. Namun, dua anak lainnya pun melakukan hal serupa. Hanya saja, yang ikut dengannya setiap hari hanyalah Yana. Sementara empat anaknya yang lain masih duduk di bangku sekolah dan diam di rumah bersama istrinya.
Dalam ceritanya, bukit sampah setinggi 25 meter selalu ia daki untuk mengambil sampah plastik dan kaleng bekas minuman dan beberapa sampah lainnya sejak pagi hingga sore hari. Baginya, kata jorok sudah menghilang dalam kamus kehidupannya. Ia tak lagi terusik meskipun ribuan lalat mengerubuti tubuhnya sepanjang hari.
“Sehari-harinya disini, kalau makan juga kan bawa dari rumah sama anak makannya disini. Mau gimana lagi, makannya di antara tumpukan sampah,” ujarnya.
“Saya mah dari jam 8 pagi udah disini, jam 6 sore baru pulang. Bolak-balik setiap harinya ya kalau lagi sehat pasti lebih banyak dapetnya (sampah, red),” ungkap Atin kepada Cianjur Ekspres, Kamis (9/1/2020).
Namum, jelang siang hari ia jeda untuk memilah sampah hasil pungutannya, sambil beristirahat makan siang dengan bermodalkan gubuk dari kayu dengan balutan kain bekas. Ditempat itulah ia pun berteduh dikala hujan turun.
“Biasanya disini dipake juga sama pemungut yang lain kalau mau istirahat, sebut aja villa buat kita mah,” ucapnya sembari tertawa kecil.
Bersaing Demi Rupiah
Dalam sehari, Atin hanya mampu meraup Rp. 35.000 dari hasil pungutan sampah. Paling untung, ia bisa mendapatkan Rp. 50.000 per harinya.