Jumlah Penduduk Miskin di Cianjur Turun, Ini Penyebabnya

Jumlah Penduduk Miskin di Cianjur Turun, Ini Penyebabnya
Ilustrasi Gedung Kantor BPS Kabupaten Cianjur.(Rida R Azizah/cianjurekpres.net)
0 Komentar

CIANJUR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur mengklaim jumlah penduduk miskin tahun 2018 turun 9,81 persen atau 35.830 jiwa.
Penurunan ini terlihat jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2017 mencapai 257.410 jiwa, sedangkan di 2018 sebanyak 221.580 jiwa dari total penduduk Cianjur 2.263.072 jiwa. Artinya, ada penurunan presentase sebesar 9,81 persen.
“Ini baru ada hasil survei tahun 2017-2018, yang 2019 itu masih dalam tahap pendataan ya, untuk 2020 juga kan baru mulai sensus penduduknya,” ungkap Kasi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Kabupaten Cianjur, Eman Sulaeman kepada cianjurekspres.net, Rabu (8/1/2020).
Untuk data terbaru pada tahun 2020 dan 2019 kemarin, masih belum bisa didapatkan. Sebab, jelasnya, saat ini tengah dilakukan survei di lapangan.
“Karena untuk mendapatkan data kemiskinan tersebut kan harus dilakukan survei terpadu, sekarang kan baru masuk 2020, sedangkan petugas juga sedang sibuk di lapangan,” katanya.
Eman menjelaskan, ada 14 kriteria masyarakat miskin menurut standar BPS. Kriteria ini diperlukan untuk pendataan Rumah Tangga Miskin (RTM). Dari setiap kelurahan akan diambil sampel perwakilan sebanyak sepuluh rumah tangga untuk pendataan.
“Dari setiap kelurahan itu diambil perwakilan sepuluh rumah tangga untuk dimintai pernyataan yang akan menentukan hasil survei,” katanya.
Data tersebut akan digunakan untuk membuat strategi dan program penanggulangan kemiskinan melalui program perlindungan sosial.
“Seperti luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari delapan meter persegi per orang, lalu jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu atau kayu murahan,” bebernya.
Selanjutnya ada jenis dinding tempat tinggal dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah, tembok tanpa diplester, tidak memiliki fasilitas buang air besar atau bersama-sama dengan rumah tangga lain.
“Sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tidak terlindung, sungai, air hujan, dan hanya membeli satu setel pakaian baru dalam setahun,” tuturnya.
Selain itu, juga ada kriteria rumah yang belum menggunakan listrik, bahan bakar untuk memasak sehari-hari kayu bakar, arang atau minyak tanah. Sedangkan untuk asupan, masyarakat miskin juga digolongkan mereka yang hanya mengkonsumsi daging, susu, ayam, sekali dalam seminggu.

0 Komentar