“Awalnya saya memang tidak tahu anggaran untuk TPS3R itu dari mana, ternyata setelah saya cross check (memerika kembali-red) sumbernya dari DAU murni,” paparnya.
Dia menyebutkan, dulu pengerjaannya sendiri terkesan mandek, karena sempat berhenti tapi kembali jalan.
“Bisa dibayangkan, pada pertengahan tahun 2018 lalu, seharusnya pengerjaan bangunan tersebut sudah selesai pada bulan Desember 2018. Tapi faktanya di lokasi, bangunan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.
Ludi menjelaskan, seharus dari pihak DLH sendiri tidak adanya kroschek terlebih dahulu kaitan dengan kondisi bangunan TPS3R tersebut yang dikerjakan oleh pihak pemborong itu.
“Kalau berbicara selesai, bangunan tersebut memang selesai. Tapi, sangat jauh dari harapan karena posisinya tidak lengkap. Jadi, bagaimana kami bisa menerima bangunan tersebut sedangkan posisinya masih semerawut,” katanya.
Berdasarkan informasi awal yang dia ketahui bahwa pembangunan TPS3R tersebut dari pagu anggarannya sebesar Rp550 juta.
“Namun setelah saya chek di SPK-nya, total anggarannya kurang lebih Rp518 juta. Perlu diketahui, hingga saat ini kami belum menerima penyerahan aset dari DLH ke pemerintahan desa dalam hal ini BUMDes Jaya Abadi Desa Ciherang,” katanya.
Sebelumnya, Camat Pacet Yudi Suhartoyo mengaku belum menerima pelimpahan berkas atau aset dari DLH. Dalam hal ini TPS3R yang berlokasi di Kampung Maleber Desa Ciherang.
“Sebelumnya, memang sempat ada yang datang melaporkan dari Pemerintahan Desa Ciherang kaitan dengan adanya pembangunan TPS3R dari DLH Kabupaten Cianjur, yang belum selesai dan belum diserahkan. Bahkan memang hingga saat ini belum ada tindaklanjutnya,” kata Yudi.
Yudi mengaku, pada saat dirinya mendatangi lokasi TPS3R kondisi pintunya dikunci. “Jadi pas saya lihat ke lokasi, TPS3R itu posisinya tertutup. Dan pada saat itu posisi atapnya terlepas sebagian, mungkin tertiup angin,” ungkapnya.
Di Kecamatan Sindangbarang, tepatnya gedung TPS3R yang ada di Kampung Pamukiman RT 02/RT 09, Desa Saganten, juga dalam kondisi yang sama, terbengkalai. Berdasarkan pantauan, kondisi gedung dalam kondisi rusak. Dinding gedung mulai retak, cat sudah mulai luntur, dan besi-besi penyangga berkarat.