BANDUNG – Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KpwBI) Jawa Barat merilis indeks konsumen Desember 2019, mengalami peningkatan optimisme konsumen terhadap perekonomian.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Doni P Joewono menyebut, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2019 masih berada pada level optimis (di atas 100) yaitu sebesar 123,1 atau lebih tinggi dibandingkan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 1 21 ,4.
“Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun kondisi ekonomi di masa yang akan datang menunjukkan optimisme yang menguat,” ujar Doni kepada wartawan, Senin (6/1/2019).
Hal ini, lanjutnya, terindikasi oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang meningkat 4,9 poin dibandingkan periode sebelumnya menjadi 106,5 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang juga masih berada pada level optimis (di atas 100) yaitu 139,9.
Di Sisi perubahan harga, tekanan harga pada triwulan mendatang (Maret 2020) diprakirakan meningkat dibandingkan dengan kondisi Februari 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang berada pada level 1 76,0 atau lebih tinggi dibandingkan tekanan harga bulan sebelumnya sebesar 174,7.
“Responden menilai bahwa peningkatan tekanan harga didorong oleh hampir seluruh kelompok komoditi, terutama energi, jasa, dan perumahan,” tuturnya.
Sementara iłu, hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga pada 6 bulan mendatang (Juni 2020) diperkirakan meningkat, terutama dipengaruhi oleh momentum tahun ajaran baru pada Juni 2020.
Dari Sisi keuangan, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat menurun dari 66,6% pada bulan sebelumnya menjadi sebesar 63,8%.
Sementara iłu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) relatif stabil dengan sedikit peningkatan dari 20,4% menjadi 21,0% dan proporsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan (debt to income ratio) meningkat dari 13,0% menjadi 15,2%.
“Hal ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan kebutuhan konsumen yang bersifat non konsumsi, seperti pengeluaran rekreasi akhir tahun yang bertepatan dengan libur sekolah dan momentum tahun baru 2020,” pungkasnya.(nik)