Pasutri Jadi Rival di Pilkades 2020

0 Komentar

CIANJUR – Ada hal unik yang terjadi di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Kabupaten Cianjur, yakni sepasang suami istri (Pasutri) akan bersaing memperebutkan suara di 23 Februari 2020.
Dua calon kuat di Pilkades Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, tersebut  menjadi rival paling berat hingga saat ini. Calon Kepala Desa Cibadak, Dedi Lauhil Faris mengakui jika dia mencalonkan dirinya kembali sebagai kepala desa dan mendaftarkan istrinya, Dwi Astuti untuk menjadi rival dalam Pilkades di desanya.
“Saya daftar dengan istri pada  14 Desember 2019. Penyerahan berkasnya juga bersamaan,” ujar Dedi, Jumat (20/12/2019).
Ia menyebut, salah satu alasan dirinya mengikut sertakan istrinya mendaftar karena tidak ada lagi yang mendaftar hingga harus dilakukan pendaftaran gelombang pertama dan kedua.
“Ini bisa ditunda, sayang dua tahun pemerintahan tanpa kepala desa definitif. Lebih baik tetap dilaksanakan tahun ini. Dan saya daftarkan istri saya,” belanya.
Ia mengungkapkan, untuk tokoh di Desa Cibadak yang berniat mendaftar kemungkinan banyak, tetapi hingga akhir pendaftaran hanya dia dan istrinya yang sudah menyerahkan berkas.
“Tapi mungkin karena dalam kepemimpinan saya di periode sebelumnya sudah baik, dan dalam pengelolaan anggaran desa transfaran, sehingga mereka segan untuk mendaftar,” terangnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Cikondang, Yana Mulyana, membenarkan jika dia juga mendaftarkan Wida Ningsih yang notabene merupakan istrinya sendiri sebagai pesaingnya dalam Pilkades Cikondang.
Namun, dia mendaftar lebih awal yakni pada 6 Desember, sedangkan istrinya baru mendaftar pada 14 Desember.
“Tadinya berharap ada tokoh lain yang ikut mendaftar. Sayangnya sampai hari terakhir tidak ada yang daftar. Setelah diskusi dengan istri saya dan meminta pendapat dari para tokoh, solusinya istri saya yang didaftarkan untuk memenuhi kuota minimal jumlah calon dalam Pilkades, yakni dua orang calon,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan kampanye nantinya, dia memilih untuk berkampanye bersamaan dengan sang istri. Apalagi visi dan misi keduanya sama, yakni membuat Desa Cikondang berakhlak, gesit, dan mandiri.
“Kemungkinan bareng kampanyenya, di lokasi yang sama. Saling mendengarkan keinginan masyarakat,” tuturnya.
Dia menambahkan, jika dalam hasil pemilihan nantinya malah istrinya yang menang, dia mengaku tidak masalah. Sebab terpenting bisa membuat Cikondang lebih baik ke depannya.

0 Komentar