CIANJUR – Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur, Asep Supiandi, membenarkan jika satu lokal bangunan SDN Pancawangi, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur ambruk.
Ia mengatakan, pihaknya sudah meninjau ke lokasi dan rehab bangunan pun masuk dalam anggaran perubahan tahun ini. “Ya benar bangunan ambruk satu lokal dari total yang terdapat di SD tersebut sebanyak tiga lokal,” kata Asep, saat dihubungi Senin (9/9).
Asep tak bisa memastikan tepatnya anggaran rehab akan turun, ia hanya menyebut perbaikan bangunan akan dilakukan tahun ini. “Alhamdulilah sudah ada di anggaran perubahan untuk rehab,” katanya.
Asep mengatakan untuk sementara ini murid belajar dilakukan dengan cara bergiliran. “Jumlah siswanya ada 104 orang,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai murid yang belajar di tenda, Asep mengatakan ia tak mengetahui hal tersebut. Ia hanya mengatakan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara bergiliran di dua lokal bangunan yang masih ada.
“Unitnya waktu saya kesana belum ada tenda, mungkin inisiatif kepala sekolah dan guru untuk belajar di tenda,” kata Asep.
Asep berharap tak ada kendala dan semua proses berjalan lancar hingga jadwal perbaikan bisa dilakukan secepatnya. “Bantuan sudah masuk di anggaran perubahan tinggal menunggu pencairan,” katanya.
Ia mengatakan, setelah ada pencairan pihak sekolah akan diberitahu dan dilakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur agar segera dilakukan pembangunan.
Menurutnya, sejak ada kabar bangunan rusak dua bulan yang lalu, pihaknya telah melakukan kunjungan berdasarkan laporan dari pihak sekolah. Dinas Pendidikan langsung melakukan pendataan untuk kemudian diajukan bantuan agar anggaran perbaikan turun.
Plt Bupati H Herman Suherman angkat bicara soal ambruknya bangunan SDN Pancawangi di Kecamatan Cilaku. Herman mengatakan ia sudah memastikan anggaran untuk rehab bangunan tersebut sebesar Rp 150 juta.
“Sebenarnya alokasi anggaran untuk rehab SDN Pancawangi, Kecamatan Cilaku dianggarkan pada Tahun Anggaran 2019 ini,” ujar Herman.
Herman mengatakan, anggaran rehabilitasi pun sudah ditetapkan yakni Rp 150 juta.
Ia berharap, anggaran tersebut mampu memperbaiki bangunan sekolah dan murid bisa kembali beraktivitas tanpa harus belajar bergiliran atau belajar di tenda seperti yang sudah viral di media sosial.