CIANJUR – Seratusan orang yang tergabung dalam komunitas sopir dan kernet mobil elf jurusan Cianjur-Cijati menggelar aksi protes di depan proyek pembangunan jalan Cigadog-Sumur, Kamis (15/8). Aksesi tersebut sebagai buntut dari pembangunan yang menutup akses lalulintas, baik dari Cijati-Tanggeung ataupun sebelumnya.
Pembangunan jalan sepanjang 5 kilometer dengan anggaran sebesar Rp 11 miliar dan lama masa kerja 202 hari ini dikerjakan oleh PT Mutiara Indah Purnama.
Namun, pembangunan jalan tersebut dilakukan secara langsung untuk seluruh badan jalan, tidak dilakukan per setengah jalan.
“Jadinya sopir tidak bisa melintas sejak beberapa hari pelaksanaan kerja. Jalannya juga ditutup. Harusnya dibangun setengah jalan, setelahnya bagian setengahnya lagi, jadi bisa tetap dilalui,” kata Ujang Fauzi (24) salah seorang sopir kepada wartawan.
Menurutnya, pembangunan itu pun belum disosialisasikan sebelumnya kepada pengendara angkutan umum yang setiap hari melintas ke jalur tersebut. Dia khawatir, lamanya pembangunan membuat para sopir kehilangan penumpang.
Adapun jalan alternatif, lanjut dia, tidak bisa dilalui oleh angkum elf. Pasalnya lebar jalan hanya cukup untuk satu unit mobil. Bahkan sopir yang memaksa melintas jalur alternatif malah mengalami kerusakan pada bagian depan mobil lantaran harus mepet ke tembok bangunan warga.
“Sekalipun di berikan akses jalan alternatif untuk melintas, tetapi di anggap jalan yang di berikan sangat membahayakan kendaraan elf dan warga,” katanya.
Senada, Rahmat (35), warga yang setiap hari menggunakan akses jalan yang ditutup sekarang juga kesulitan, pasalnya jika mobil trayek saja sudah takut melewati jalan alternatif apalagi jika mobil pribadi.
Rahmat berharap, agar ada kebijakan agar pola pembangunannya diubah. Mengingat banyak pihak yang disulitkan dengan kondisi tersebut. “Kami berharap ada solusi terbaiknya, sehingga tidak ada yang dirugikan,” kata dia.
Camat Tanggeung, Rahmat, mengatakan, pihak pemborong sebelumnya sudah berkomunikasi dengan pihak kecamatan untuk memberitahukan adanya pembangunan jalan tersebut.
Rencananya akan ada pertemuan antara pemborong dengan pihak sopir terkait pembangunan jalan tersebut, pasca terjadinya aksi.
“Mereka menunjukkan ada persetujuan dari warga untuk membangun sekaligus seluruh badan jalan. Supaya cepat. Tapi mungkin ada kesalahpahaman. Rencananya ada pertemuan dengan para sopir besok (hari ini, red), ” ucapnya. (bay/sri)