CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur sudah menetapkan status siaga bencana kekeringan. Dengan begitu, sejumlah Organisasi Perangkata Daerah Kabupaten Cianjur berkewajiban untuk menindaklanjuti laporan dari daerah yang terkena dampak kekeringan di musim kemarau ini.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, surat dari BPBD terkait usulan penetapan status bencana kekerangan di daerah sudah ditandatangani dan akan segera ditindaklanjuti oleh OPD terkait.
“Sebenarnya dengan banyaknya laporan kekeringan lahan, kekurangan air bersih, dan dampak lain dari musim kemarau pun setiap OPD sudah diinstruksikan melakukan upaya penanganan, meskipun belum berstatus siaga. Tapi dengan adanya status siaga penangannya diharapkan lebih optimal,” ujar dia, belum lama ini.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan penetapan status kebencanaan kekeringan sejak Juli lalu, dan surat jawabannya sudah keluar di awal Agustus.
“Tepatnya pada 1 Agustus 2019 status siaga kebencanaan tersebut langsung kami tetapkan, begitu usulan ke Pemkab disetujui,” kata dia.
Menurutnya, penetanapan status siaga tersebut memang harus segera dilakukan, mengingat wilayah yang terdampak kekeringan sudah lebih dari setengah dari total kecamatan di Kabupaten Cianjur.
“Bulan lalu wilayah yang terdampak masih 14 kecamatan, tapi sekarang dari laporan yang masuk sudah mencapai 18 kecamatan,” kata dia.
Dia menjelaskan, dengan keluarnya status itu tidak hanya lagi berbicara masalah pendataan dan pencegahan tapi sudah harus ke penanganan. Hal itu harus dirumuskan dan dijalankan oleh OPD terkait, mulai masalah pertanian hingga kebutuhan air bersih untuk kebutuhan masyarakat.
“Jadi apa yang sudah dirapatkan belum lama ini harus mulai dijalankan, mulai dari penanganan jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang. Diharapkan masalah kekeringan ini bisa teratasi dan ke depannya dampak tersebut bisa diminimalisir,” kata dia.
Doddy ingin kedepannya ada semacam alat penampungan atau Hydrant umum, sehingga kedepan bantuan air tersebut masyarakat bisa langsung mengambilnya melalui alat tersebut. Selain lebih cepat, juga bisa memberikan bantua kewarga juga lebih banyak melayani kebutuhan air bersih nantinya.
“Karena kalau menggunakan Jerigen, selain lama juga airnya akan banyak yang tercecer,” tandasnya.(bay/yis/red)