CIANJUR – Maraknya penyebaran berita bohong (hoax) telah secara nyata mengancam ketertiban sosial.
Hal tersebut disikapi langsung oleh Cianjur intelektual Foundation (CIF), dalam forum silaturahmi antartokoh bertajuk Tegakkan Demokrasi, Selamatkan Bangsa dari Radikalisme dan Hoax, di kafe Depdoo Cianjur, Jumat (19/7).
“Yang paling berbahaya adalah yang bermotif ideologis yaitu radikalisme agama,” terang Ketua Umum CIF Fardan Abdul Basith, melalui rilis yang diterima Cianjur Ekspres.
Kegiatan ini dihadiri puluhan peserta lintas pemuda se-wilayah Cianjur, diantaranya Tatang Basari, mewakili Kesbangpol Cianjur, Wildan Effendi selaku Tokoh muda NU, Hilman Wahyudi selaku komisioner KPU Cianjur, dan Engkus Kusmayadi ST mewakili Diskominfo Cianjur.
Fardan mengatakan, tujuan dari kegiatan tersebut demi terwujudnya rekonsiliasi alami. Selain itu lanjut Fardan, juga membangun kesadaran akan bahaya hoax yang mengancam konstitusi juga mengantisipasi menguatnya gerakan radikalisme di masyarakat.
“Bagaimana caranya membangun kesadaran akan bahaya hoax, karena dengan begitu bisa mengancam konstitusi dan adanya gerakan radikalisme di masyarakat,” katanya.
Tatang Basari, mewakili Kesbangpol Kabupaten Cianjur, mengungkapkan, bahwa dalam konteks demokrasi, pelaksanaan pemilu di Cianjur terlaksana dengan baik dan aman. Dalam hal ini, wawasan kebangsaan menjadi pengetahuan yang fundamental untuk terus dipupuk dalam diri pemuda yang nantinya akan meredam potensi konflik yang muncul di masyarakat.
“Ideologi kita Pancasila dan sudah merangkum demokrasi, dengan menjamin kebebasan bagi warga negara dalam bentuk yang harmoni dan tetap berada dalam naungan musyawarah dan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan para pendahulu kita,” katanya.
Tokoh muda Cianjur, Wildan Effendy berpendapat bahwa kebenaran adalah suatu konsep-sensep yang moderat. Menurutnya perkembangan teknologi sangat mendukung dalam penyebaran hoax di masyarakat hingga menjamur.
“Oleh karena itu, kita harus smart dalam menyikapi setiap berita yang kita terima,” ujarnya.
Komisioner KPU Cianjur, Hilman Wahyudi mengatakan bahwa sangat penting untuk menggunakan ilmu filosofi dalam menentukan kriteria kebenaranya masing-masing. Berbicara tentang kebenaran bisa melalui kebenaran logika yaitu tentang hitam dan putih. Namun pada akhirnya yang menentukan tentang kebenaran adalah persepsi, salah satunya adalah kebenaran post-truth.