Kepala SMP PGRI 2, Ece Zaenal Abidin, masih menyimpan harapan bahwa ia bersama ratusan siswa PGRI 2 bisa memiliki sekolah sendiri lengkap dengan kursi dan meja tidak menumpang di bangunan SDN Cimanggu 2.
Harapan tersebut ia tunjukkan dengan rutinnya ia menjemput siswa baru setiap paginya. Meski rumahnya rata-rata cukup jauh, Ece ikhlas agar keberlanjutan sekolah SMP PGRI 2 tetap berdiri.
Jumlah siswa di SMP PGRI 2 saat ini kelas 8 ada 47 siswa, kelas 9 ada 63 siswa, dan kelas 7 ada 15 orang siswa. Ece mengatakan, sejarah berdirinya SMP PGRI 2 berawal dari SMP negeri terbuka 13 tahun lalu.
“Saat itu SMPN terbuka didirikan mengingat anak-anak yang ingin sekolah terlalu jauh untuk ke SMP negeri di wilayah Cibeber, akhirnya membuka inisiatif membuka SMP terbuka,” ujar Ece membuka sejarah berdirinya SMP PGRI 2 yang hingga saat ini terpaksa menumpang di SDN Cimanggu 2.
Ece mengatakan, seiring berjalannya waktu, perkembangan dan peminat ke SMPN terbuka cukup banyak, bahkan mencapai angka 60. “Maka saat itu dijadikan kelas jauh, saya saat itu ditugaskan oleh dinas untuk merintis SMPN 7 karena ada aturan kelas jauh dihapuskan,” ujar Ece.
Namun diluar prediksi, bukan SMPN 7 yang terbentuk malah menjadi SMP PGRI. Waktu itu, kata Ece, menginduk ke PGRI yang ada di Cibeber tahun 2015. “Saya membina sesuai arahan kabupaten, kapusbindik, dan sekdis,” katanya.
Lalu disepakati oleh kepala SD sesuai anjuran dinas sementara menempati bangunan SDN Cimanggu 2. “Berjalan satu tahun berpikir tak bisa mandiri jika terus menginduk karena kesulitan untuk membiayai operasional sekolah dan honorer,” kata Ecem
Ia mengatakan akhirnya punya gagasan untuk membuka PGRI 2 Cibeber, saat itu harus ada izin dulu mulai dari cabang sampai yayasan harus ada izin dari provinsi juga.
“Tahun 2016 resmi mendapatkan izin pendirian PGRI 2 dari provinsi Jawa Barat,” ujarnya.
Izin keluar lalu sekolah membuat proposal bangunan izin operasional sekolah. “Selama satu tahun setengah kami menunggu izin operasional (IO) tak keluar juga, malah sekolah baru swasta setingkat SMP yang belum ada siswanya keluar izinnya dan sekarang sudah berdiri. Sekolah tersebut nyata-nyata belum ada muridnya ko bisa berdiri jaraknya hanya 100 meter dari tempat kami menumpang belajar di SDN Cimanggu 2,” kata Ece.