Rumah yang berlokasi di Kampung Cikaret Girang Desa Limbangansari Kecamatan Cianjur tampak sudah tidak layak untuk ditinggali. Tidak hanya karena bilik bambu yang sudah mulai berlubang dengan tiang kayu yang hampir roboh. Rumah yang luasnya 3×4 meter itu dibagi menjadi tiga ruangan, namun hanya bagian depan rumah yang masih bisa ditempati untuk tidur serta dapur yang berdampingan dengan kandang ayam.
Tempat tidur untuk empat orang penghuni itu hanya terdiri dari sebuah kasur dan tikar yang langsung beralaskan tanah. Tak ayal banyak debu bertebaran di atas tempat tidurnya.
Bau kotoran ternak pun tercium, mengingat beberapa buah kandang ayam memang berada di samping dan di dalam rumah tepatnya di ruang dapur. Sehingga ketika masuk ke tempat masak, langsung dihadapkan dengan kandang ayam.
“Beberapa waktu lalu masih ada alas kayu, tapi sudah lapuk. Jadi langsung digelar tikar tdi atas tanah,” kata Anggi, Selasa (16/7).
Menurutnya, ketika musim hujan anak-anaknya terkadang tidur di neneknya atau di pamannya yang kondisi rumahnya sedikit lebih baik. Pasalnya, atap rumah Anggi sudah bocor sehingga air kerap membasahi karpet ataupun kasur.
Dia mengaku terpaksa harus tinggal di rumah tidak layak huni itu selama lebih kurang sebelas tahun. Penghasilannya sebagai buruh tani yang berpenghasilan kurang dari Rp 50 ribu per hari, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk bekal anaknya yang kini duduk di sekolah dasar.
“Mau gimana lagi, daripada mengontrak lebih baik uangnya untuk keperluan sehari-hari, apalagi kan anak sudah mulai sekolah,” katanya.
Dia pun berterima kasih, mendapatkan bantuan rutilahu dari pemerintah, sehingga keluarganya bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak. “Kasihan anak-anak kalau terus tinggal di tempat ini, kadang suka batuk. Tapi yang tidak tega itu mencium bau kotoran ayam. Saya berterimakasih kepada pemerintah telah membantu keluarga kami,” kata dia.
Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kabupaten Cianjur menyebutkan jumlah rumah tidak layak huni (Rulitahu) di Cianjur masih di atas 20 ribu unit. Sayangnya, bantuan perbaikan rumah dalam setahun lebih kurang seribu unit saja.