“Di NU itu lengkap, mau cari kader untuk menteri apa saja ada. Tapi kembali itu jadi keputusan presiden, siapa dan menteri apapa yang ditempatinya,” ujar dia saat menghadiri halal bihalal PC NU di Pondok Pesantren Al-Ittiad Cianjur, belum lama ini.
Dia mengatakan, siapapun berhak untuk mengajukan nama-nama untuk mengisi kabinet kerja dan posisi menteri. Jika nantinya pun ada kader yang dipilih lantaran sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, maka kader NU akan selalu siap.
Namun yang terpenting, lanjut dia, kader tersebut memenuhi syarat dan bisa bekerja untuk memenuhi kehidupan berbangsa dan menjawab semua permasalahan di negeri ini.
“Siapaun berhak untuk mengusulkan, mau itu NU atapun kelompok lainya. Terpenting bagaimana nanti ketika yang dipilih itu bisa bekerja untuk menyelesaikan dan menjawan problem yang ada,” kata dia.
Terlepas dari masalah pengusulan kabinet kerja, Ishomuddin, menyebutkan hal yang penting harus dilakukan saat ini ialah rekonsoliasi pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Menurutnya Joko Widodo dan Maruf Amin yang terpilih dalam kontestasi politik tersebut harus menjadi pemimpin bagi semua, tanpa pengecualian.
“Tidak ada lagi kubu 01 atau 02, kita harus kembali pada hubungan kemasyarakatan sesuai dengan sila ketiga dalam Pacasila, yakni Persatuan Indonesia,” kata dia.
Dia menambahkan, semua pihak harus bersatu emnghabiskan energi untuk membangun Indonesia sebagai rumah bersama yang lebih maju dalam segala bidang. Oleh karena itu, para politisi juga didorong untuk meningkatkan kualitas sebagai negarawan yang tidak hanya memikirkan kekuasaan tapi juga keutuhan berbangsa.
“Jangan ada lagi perpecagan hanya karena berbeda pilihan politik, sudah waktunya kita kembali bersatu membangun Indonesia,” pungkasnya.(bay/red)