Penyakit Kulit dan Muntaber Serang Warga

Penyakit Kulit dan Muntaber Serang Warga
GOTONG-ROYONG: Warga di Kecamatan Cibeber sedang bergotong-royong memperbaiki tanggul irigasi yang jebol. (FOTO: IKBAL SELAMET)
0 Komentar

“Jangan lupa juga, perilaku warga untuk PHBS agar tetap dijalankan. Sebab yang paling utama itu perilaku mereka sendiri supaya tidak mudah terserang penyakit,” kata dia.
Di samping itu, Aktivis lingkungan di Kabupaten Cianjur mendorong Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk menganalisa dan menjaga kondisi hulu Sungai Cikondang. Pasalnya kekeringan di wilayah Cibeber yang mengancam seribuan hektar lahan pesawahan tidak hanya diakibatkan jebolnya irigasi, tapi juga kondisi hulu sungai.
Aktivis lingkungan yang juga relawan bela alam, Eko Wiwid, mengatakan, kekeringan yang mengancam sembilan desa di Kecamatan Cibeber dengan kerugian materil diperkirakan Rp 80 miliar lantaran lahan pertanian yang juga berpotensi gagal panen, harus menjadi bahan evaluasi Pemkab Cianjur.
Menurutnya, kekeringan tersebut bukan hanya diakibatkan bendungan atau jaringan irigasi yang ambrol. Namun ada beberapa faktor lainnya yang membuat kondisi air tidak normal.
“Menurut saya jika sumber-sumber utama air dari hulu dan anak-anak sungai DAS Cikondang tetap terjaga dan lestari tidak akan ada kata kekeringan bagi bagian hilir. Jadi bukan semata-mata irigasi yang rusak, tapi juga sumber airnya juga mempengaruhi,” kata dia.
Menurutnya, DAS Cikondang berada di bagian wilayah tengah Kabupaten Cianjur yang bermuara ke Citarum yang tentunya mempunyai banyak anak sungai yang mengalir dari banyak perbukitan. Jika perbukitan yang menjadi sumber mata air sungai tersebut terjaga lingkungan dan hutannya, maka air akan tetap normal meski di hutan kemarau.
“Sudahkan Pemkab Cianjur melakukan analisa atau mitigasi sumber air dari Hulu Sungai Cikondang? Sudahkah Pemkab Cianjur merawat dan menjaga sumber-sumber air untuk debit air Cikondang termasuk merawat irigasi air pertanian?” kata dia.
Dia pun mendorong agar Bupati Cianjur hingga jajaran pejabat di bawahnya bisa segera menangani masalah kebutuhan air. “Semoga hal ini menjadi agenda kerjanya Wakil Rakyat Daerah Cianjur yang baru. Bahkan jangan hanya DAS Cikondang, tapi termasik sungai-sungai lainnya,” ucap Eko.
Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Cianjur terancam kehilangan puluhan ribu ton padi dengan kerugian lebih dari Rp 80 miliar hingga 2021. Pasalnya seribuan lahan pertanian di Kecamatan Cibeber kekeringan akibat jaringan irigasi sungai Cikondang yang belum kunjung diperbaiki.

0 Komentar