CIANJUR – Minimnya ruang kelas membayangi pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP IT Al-Mansyuriah dan SMK IT Taruna Ansor. Meski demikian secara umum pelaksanaanya berjalan dengan baik, meski dalam satu kelas diisi oleh sebanyak 50 siswa.
Ketua Yayasan SMP It Al-Mansyuriah dan SMK IT Taruna Ansor, Ade Yudi Darajat mengatakan, untuk PPDB karena memang mau berjalan dua angkatan, jadi berjalan lancar.
“Sekarang kan sistem zonasi, jadi titik ini adalah titik sentral di mana SMP dan SMK bediri, secara geografis kami berada di pinggir jalan, yang ke dua di lingkungan ini ada sekitar 5 SD yang dekat, terus ini di jalur trayek Warung Jengkolan, dari Warung Gedang itu semuanya melihat, dan pasti ke sini,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, belum lama ini.
Tetapi, lanjut dia, teknisnya bersosialisasi kepada orangtua murid ketika rapat untuk mengajak saudaraanya, temannya, tetangganya, ataupun adik-adiknya di sekolah menjadi kunci untuk merekrut peserta didik baru.
“Yang ke dua sosialisasi di podok pesantren, sama juga ini kan dari mana-mana, ada dari Bogor, Bekasi, Jakarta, Garut dan lainnya,” ungkapnya.
Saat ini yang sudah mendaftar diperkirakan sudah mencapai lebih kurang 100 siswa, namun cukup disayangkan karena ruang kelas yang ada di sana sangat terbatas, dan hanya seadanya saja. Dengan minimnya ruang kelas di sana, diharapkan pihak pemerintah terkait bisa merespon dan memberikan bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah, seperti ruang kelas baru.
“Ini masalah sebetulnya, ketika ini sudah tidak layak, jadi dalam satu kelas itu 50 orang, over kapasitas. Kan standarnya 20 sampai 30 siswa, ini satu kelas 50 orang, sementara ukuran kelas juga tidak mempuni. Anggaran 20 persen ternyata tidak tepat sasaran, masih ada sekolah seperti SMP Al-Mansyuriah tapi ternyata masih belum dapat bangunan seperti RKB, harapan ke depan bisa suppotr untuk itu,” pungkasnya (job3/sri).