SEJAK terjadinya Konflik Panas antara Israel dan Palestina, PBB dinilai kurang efektif dalam mewujudkan salah satu tujuan PBB yang telah disahkan dalam piagam PBB yaitu menjaga perdamaian dunia. Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui peran PBB dalam upaya mendamaikan perseturuan Israel – Palestina. Alat pengamatan yang digunakan adalah redaksi berita terpercaya. Hasil pengamatan dari beberapa redaksi berita terpercaya menunjukan bahwa sulitnya keadilan yang didapatkan oleh Palestina dari keputusan atau Resolusi yang dikeluarkan oleh PBB karena kuatnya dukungan beberapa Negara terhadap Israel dan terhadap keputusan untuk mendirikan Negara Yahudi di Negara Arab yaitu Palestina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa disingkat sebagai PBB adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerja sama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat permanen
Seperti yang kita ketahui bahwa PBB di buat bukan tanpa tujuan, dan salah satu tujuan utama PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia, memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antar bangsa melalui penghormatan hak asasi manusia. Namun baru baru ini PBB sedikit kesulitan menangani kasus peperangan antar Negara yang tidak lain adalah perang antara Negara Israel dan Palestina yang saling memperebutkan wilayah, hingga Perdana Menteri Israel menyebut PBB adalah ‘Rumah Kebohongan” baginya. Banyak yang menyebutkan peran PBB dalam menangani perdamaian antara Israel dan Palestina ini kurang efektif, karena salah satu anggota nya yaitu Amerika Serikat yang memiliki peran kuat dalam PBB berada di pihak Israel.
Konflik Israel dan Palestina menjadi satu elemen dasar yang banyak digunakan oleh penstudi Hubungan Internasional dalam memahami kawasan Timur Tengah yang penuh akan konflik. Konflik yang berkepanjangan tersebut melahirkan beberapa permasalahan, diantaranya perang yang terjadi pada tahun 1948-1949 dimana Israel menyebutnya sebagai “Israeli War Independence” sedang Palestina Menyebutnya “al-Nakba” atau dalam bahasa Indonesia nya adalah “Bencana”. Bermula setelah dikeluarkannya rencana PBB pada November 1947 yang mengusulkan pembentukan Negara Yahudi di Palestina. Negara Arab – Termasuk Palestina didalamnya – menolak keputusan tersebut. Namun disisi lain Yahudi telah menerima rencana PBB tersebut dan dengan dukungan Amerika Serikat yang sekali lagi memiliki posisi kuat dalam PBB yaitu sebagai DK PBB Permanen, Israel berhasil mendeklarasikan pembentukan kemerdekaan Israel.