SDN Ciranjang 1 Berdayakan Peserta Didik dalam Kegiatan Sanlat

0 Komentar

CIANJUR – Kegiatan pesantren kilat (Sanlat) selama ramadan sepertinya sudah menjadi kewajiban bagi setiap sekolah. Seperti yang dilakukan oleh SDN Ciranjnag 1. Sekolah tersebut menggelar sanlat dengan kegiatan diantaranya baca tulis Alquran, hafalan Alquran, santapan rohani dan shalat duha serta bakti sosial.
Guru SDN Ciranjang 1, Siti kusnul khotimah, menjelaskan, bulan suci Ramadan merupakan bulan yang penuh barokah yang dapat dijadikan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan cara melaksanakan berbagai amal ibadah yang wajib maupun yang sunat, terutama amalan-amalan khusus pada bulan Ramadan, seperti shalat tarawih, tadarrus Alqur’an, I’tikaf, zakat, infaq, shodaqoh dan amalan-amalan lainnya.
“Kegiatan belajar mengajar pada bulan Ramadan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terutama bidang Alquran, mengingat Alquran tersebut merupakan sumber hukum utama bagi umat Islam yang berisi pelajaran, tuntunan, dan pedoman hidup bagi umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat nanti,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Selasa (21/4).
Dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada bulan Ramadan, para siswa diharapkan dapat memakmurkan masjid melalui membaca Alqur’an dengan fasih atau benar. Melaksanakan tadarrus Alquran secara bersama-sama. Menghafal surat-surat pendek untuk kepentingan ibadah sehari-hari. Melaksanakan shalat dhuha dengan benar dan khusyu. Dan mengamalkan nilai-nilai Alquran yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
“Sasarannya pertama belajar membaca Alquran diprioritaskan bagi kelas 4, 5 dan 6 yang belum bisa baca Alquran,” ungkapnya.
Siti melanjutkan, tadarrus Alquran dilaksanakan oleh siswa-siswi yang sudah lancar membaca, hafalan surat-surat pendek diberikan pada kelas rendah dari kelas 1 sampai 3. Santapan rohani (Sanroh) dan shalat duha dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah, baik siswa, para guru dan juga orang tua serta masyarakat yang ada. Pengamalan nilai Alquran dalam bentuk opsih dilakukan semua warga sekolah.
“Narasumbernya yakni guru PAI dan guru lain yang dianggap memiliki kompetensi bidang Alquran, DKM atau para guru ngaji yang berada di wilayah sekitar sekolah, dan peserta didik yang sudah mampu atau fasih membaca Alquran sebagai tutor sebaya,” pungkasnya (job3/sri).

0 Komentar