2.Mintalah kepada Allah
Tidak bisa disangkal lagi, kita adalah hamba-Nya. Kehadiran kita di dunia ini serta segala yang terjadi pada diri kita merupakan kehendak-Nya. Jadi, ungkapkan apa yang kita inginkan kepada yang maha tinggi bukan kepada yang selain Dia. Sudah barang tentu, permintaan kita pada-Nya berbentuk doa-doa.
3.Kerja Keras
“Usaha tidak akan mengkhianati hasil”, adalah slogan yang sangat logis. Bila kita jabarkan slogan itu, usaha yang biasa-biasa saja tentu akan berbuah hasil yang biasa-biasa pula. Bagaimana dengan usaha yang maksimal? Ya tentu akan memanen hasil yang maksimal juga. Apabila tidak ada usaha? Jangan berharap akan ada hasil, apalagi hasil yang gemilang.
Berdasarkan uraian tentang usaha tersebut, kerja keras adalah sebuah keharusan untuk mewujudkan hasil yang membanggakan.
4.Berpikir Positif
Kejujuran mempunyai daya magnet yang hampir sama dengan berpikir positif terhadap kelancaran seseorang dalam mempersiapkan prestasi yang diharapkan. Selalu mencurigai orang-orang di sekitar area prestasi yang ingin kita raih, akan menjadikan diri kita dipenuhi polusi yang mengakibatkan tidak menguntungkan pola pikir alias pikiran kita tidak sehat. Muatan negatif yang sebenarnya diciptakan oleh diri kita sendiri, akan bertindak sebagai sumbatan dalam pengembangan daya pikir kita. Bila daya pikir sudah tidak baik, mana mungkin usaha membuahkan hasil yang baik. Maka dari itu, buang jauh-jauh pikiran negatif kita. Fokus kepada apa yang harus dipersiapkan agar kegiatan mendulang prestasi tidak ada sumbatan-sumbatan.
5.Hargai Keputusan Penilai dengan Lapang Dada
Telah diuraikan di atas, hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mendulang prestasi. Sudah diungkapkan pula, prestasi yang kita terima merupakan hasil penilaian orang lain. Harus kita sadari bahwa hal-hal yang kita rencanakan dan kita angankan hasilnya, tidak selalu selaras dengan yang kita harapkan. Di sinilah kedewasaan kita diuji. Sikap menerima keputusan penilai akan berlanjut atau berdampak terhadap persiapan prestasi-prestasi berikutnya. Kalah dalam satu kompetisi dan kita menerima dengan lapang dada, akan membangun kekuatan yang lebih baik untuk kompetisi berikutnya. Mengapa demikian? Karena setelah itu kita akan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada diri kita. Akan tetapi, bila kalah dalam satu kompetisi diakhiri dengan reaksi menyalahkan keadaan, kekurangan yang terjadi pada diri kita akan semakin membesar, hal itu akan menenggelamkan impian-impian berikutnya.