BOGOR, cianjurekspres.net – Calon legislatif (Caleg) DPR RI dari Daerah Pemilihan Kota Bogor dan Cianjur, Maruarar Sirait, menggelar kampanye dialog bersama Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin, tentang Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Lapangan Marzuki Mahdi, Bogor, Jumat (5/4). Kampanye tersebut dihadiri lebih kurang 5.000 orang dari berbagai unsur partai koalisi dan relawan.
Dalam dialog itu, Bang Ara sapaan akrab Maruarar Sirait, membahas soal Pancasila dan NKRI, serta isu-isu negatif atau hoaks yang menimpa calon Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ara pun langsung mempertanyakan hal tersebut kepada kiai Ma’ruf Amin bagaimana jika menang dalam Pilpres 2019 soal Pancasila dan Pluralisme? Sebab, menurut dia, Kota Bogor dihuni oleh berbagai suku dan agama.
Apalagi, saat ini Jokowi dihadapkan dengan isu SARA dan PKI. Jokowi dianggap anti-Islam dan seorang PKI.
Ara pun mengajak seluruh peserta mendengarkan jawaban dari kiai Ma’ruf Amin. “Mari kita dengarkan pernyataan pak kiai,” ajak Ara kepada para peserta.
Tanpa ragu, Ma’ruf Amin memaparkan bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang disepakati oleh seluruh rakyatnya. Pancasila merupakan titik temu yang diterima oleh semuanya. Dalam bahasa agamanya ialah “kalimatun sawa” bagi Indonesia.
“Maka dari itu, tidak boleh diganti dengan ideologi apapun, karena Pancasila merupakan hasil kesepakatan bangsa Indonesia. Semua agama harus dilindungi, tidak boleh didiskriminasi. Kita harus jaga. Kita harus saling menghormati,” ungkap kiai Ma’ruf.
Dia melanjutkan, NKRI juga harga mati. Maka NKRI juga hasil dari kesepakatan. Apabila ada yang mengganti NKRI dengan nama lain, walaupun memgatasnamakan khilafah, otomatis akan tertolak karena menyalahi kesepakatan bersama.
“Kalau ada yang coba-coba mengganti, maka akan berhadapan dengan semua elemen di negara Indonesia,” tegasnya.
Tepuk tangan dan sorakan dari ribuan peserta pun bergemuruh, sebagai bentuk apresiasi atas pernyataan dan jawaban dari Kiai Ma’aruf, pada sesi tanya jawab bersama Ara.
Di samping itu, Cawapres nomor urut 01 itu juga meluruskan berita bohong atau hoaks tentang Jokowi yang dikatakan anti-Islam dan seorang PKI. “Padahal waktu ada PKI umur pak Jokowi baru empat tahun, emang ada PKI balita? Ada -ada aja. Dan soal anti-Islam, saya bilang yang mengangkat ulama kan pak Jokowi. Kalau anti Islam tidak akan mengangkat wakilnya dari kiai,” bebernya.