CIANJUR – Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan untuk Kabupaten Cianjur dipastikan terpangkas di tahun ini. Hal itupun dinilai akan memberatkan Cianjur dalam menata bidang pendidikan, terutama pasca terjadinya Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK di Tatar Santri.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cianjur, Sapturo, mengatakan, pemangkasan yang pertama kalinya diketahui dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat melakukan kunjungan kerja ke sana, sudah dipastikan memang terjadi.
Menurutnya, anggaran DAK untuk Cianjur di 2019 ini sudah masuk dalam DPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. “Iya sudah terpangkas, karena kan sudah ketuk palu anggaran juga di pusat untuk tahun ini,” kata dia kepada Cianjur Ekspres saat dihubungi melalui telepon seluler,
Minggu (24/3).
Menurutnya, dari informasi yang diterima DPRD Kabupaten Cianjur, pemangkasan DAK pendidikan mencapai sekitar 60 persen, dimana yang semula sebesar Rp 56 miliar di 2018, menjadi hanya Rp 22 miliar di 2019 ini.
Menurutnya, besaran pemangkasan tersebut akan berpengaruh pada penyelenggaraan pendidikan di Cianjur. Mengingat prestasi dan posisi bidang pendidikan Kota Santri yang masih berada di peringkat bawah.
“Pasti sangat berpengaruh. Di satu sisi harus ada yang dikejar, tapi dukungan dari anggaran malah terbatas karena pemangkasan tersebut,” kata dia.
Terkait faktor terjadinya pemangkasan DAK untuk Cianjur, Sapturo menyebutkan ada beberapa kemungkinan, di antaranya dampak dari OTT DAK pendidikan yang melibatkan bupati, kepala dinas, dan beberapa orang yang sudah dijadikan tersangka.
“Selain itu informasinya juga kaitan ada laporan pengelolaan anggaran pendidikan yang terlambat. Namun juga ada beberapa faktor lain. Kalau yang OTT bisa jadi sebagai pembelajaran bagi Cianjur, tapi kami seharusnya itu tidak terjadi karena Cianjur harus banyak berbenah untuk memperbaiki bidang pendidikan ini,” kata dia.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, Oting Zaenal Mutaqin, mengiyakan kaitan pemangkasan DAK pendidikan untuk Cianjur di tahun ini. Namun, berbeda dengan Sapturo, Oting menyebutkan anggaran dipangkas hanya hingga angka Rp 37 miliar dari nilai di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 50 miliar lebih.