CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur menargetkan sejumlah komoditas perkebunan untuk diekspor. Bahkan ditargetkan juga produksi beras yang menjadi komoditas unggulan agar juga bisa dipasarkan ke luar negeri.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, saat ini Cianjur sudah menjadi penghasil teh hitam berkualitas. Bahkan produk tersebut sudah diimpor ke empat negara, mulai dari Taiwan, Malaysia, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
“Ini jadi suatu kebanggaan, produk teh hitam Cianjur, tepatnya dari perkebunan Gunung Campaka sudah bisa diekspor,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Rabu (20/3).
Selain teh hitam, bunga krisan pun menjadi komoditas tanaman yang juga diekspor. Bahkan bunga hias tersebut dikirim sampai ke Jepang.
Di samping itu, Herman juga menargetkan komoditas beras yang menjadi produksi pangan unggulan Cianjur juga bisa masuk dalam pasar ekspor. “Makanya produksi akan kami genjot, termasuk lahannya pun akan ditambah setiap tahunnya,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano, mengatakan, Cianjur memang sudah menjadi sentra teh nasional dengan luas lahan perkebunan mencapai 23 ribu hektar, terdiri dari 14 ribu hektar perkebunan rakyat dan 9.000 hektar yang dikelola perusahaan negara dan swasta. “Rata-rata produksi 0,8 sampai 1,3 ton per hektar,” kata dia.
Menurutnya, kualitas teh hitam Cianjur yang bagus membuatnya diminati di luar negri, terutama di empat negera yang sudah masuk dalam pasar ekspornya. Dalam sebulan pun, sekitar 30 ton teh hitam dikirim ke negara-negara tersebut.
“Ini baru dari satu perusahaan, belum dari yang lain juga yang bakal turut masuk ke ekspor. Sebab di Cianjur ini yang swasta ada 25 perusahaan serta 4 PTPN,” kata dia.
Dia mengatakan, untuk lahan milik petani, juga dilibatkan dalam produksi ekspor. Teh hasil petani nantinya dikumpulkan oleh distributor untuk selanjutnya masuk ke produsen dan dikirim juga ke luar negeri. Untuk bunga krisan, lanjut dia, Cianjur mengirimkan sekitar 14 juta ton stek bunga ke Jepang dalam sekali musim panen.
Di sisi lain, terkait beras, pihaknya juga optimis Cianjur bisa terus menyumbang stok beras nasional bahkan hingga membuat beras jadi komoditas ekspor. Dengan luas lahan yang eksisten sekitar 66 ribu hektar dan luas tanam 90 ribu hektar, Cianjur bisa menghasilkan 977 ribu ton gabah kering giling.