Cianjur Harapkan Bantuan Dana Kebencanaan dari Pemerintah Pusat

Cianjur Harapkan Bantuan Dana Kebencanaan dari Pemerintah Pusat
LONGSOR: Tanaman padi yang siap panen di Kampung Cibuntu RT 01/RW 01 tertimbun tanah longsor yang terjadi Minggu (11/11) petang. Tingginya bencana alam dan minimnya anggaran membuat Pemkab Cianjur harapkan bantuan dari pemerintah pusat untuk penanganan bencana alam. (FOTO: DOK)
0 Komentar

CIANJUR – DPRD Kabupaten Cianjur mengharapkan Pemerintah pusat bisa memberikan suntikan dana untuk kebencanaan di Tatar Santri. Mengingat Cianjur merupakan salah satu daerah dengan tingkat keamanan bencana yang tinggi.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cianjur, Atep Hermawan, mengatakan, pihaknya bakal mendatangi BNPB untuk menanyakan terkait dana kebencanaan untuk Cianjur. Mengingat di tahun lalu sempat terjadi permasalahan.
“Untuk pastinya belum tahu dimana, tapi ada masalah terkait dana kebencanaan. Makanya sekalian menyayangi suntikan dana kebencanaan, juga terkait masalah di tahun lalu,” kata dia, belum lama ini.
Menurutnya dewan sudah sempat datang ke BNPN pada pekan lalu, namun pada saat itu ada agenda mendadak dari BNPN sehingga pertemuan tidak jadi dilaksanakan. “Dalam waktu dekat kami akan datang lagi ke BNPN,” tuturnya.
Atep mengatakan, Cianjur perlu mendapatkan suntikan dana kebencanaan dari pusat. Tidak hanya karena status Cianjur yang rawan bencana, tapi juga melihat kondisi cuaca buruk akibat adanya badai di laut selatan hingga akhir Maret ini.
“Tentunya perlu dukungan dana dari pusat. Supaya penanganan kebencanaan bisa maksimal, terutama pasca terjadi bencana,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyebutkan hingga selama Maret 2019 bakal terjadi cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang tinggi. Bahkan diperkirakan puncaknya bakal terjadi pada akhir Maret hingga awal April 2019.
Sekretarais BPBD Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno, mengatakan, cuaca ekstrem mulai terjadi pada akhir Februari,m dimana terjadi badai di sepanjang laut selatan pulau jawa. Akibatnya hujan menjadi lebih sering terjadi.
“Seharusnya intensitas menurun, tapi karena ada badai jadinya intensitas hujan tinggim dan diperkirakan puncaknya terjadi di akhir bulan ini,” kata dia.
Menurutnya, hal itu membuat bencana alam mulai dari banjir, pergerakan tanah, hingga longsor terjadi di sejumlah kecamatan. Longsor misalnya, terjadi di Kampung Parigi, Desa Puncakbaru, Kecamatan Cidaun pada Rabu (6/3) lalu, dengan dampak satu rumah rusak dan beberapa rumah lainnya terancam material longsoran.
Selain itu, sejak akhir Februari juga tercatat ada beberapa bencana pergerakan tanah dan longsoran, mulai dari di Kecamatan Cugenang, Bojongpicung, Campakamulya, Pagelaran. SElain itu juga terjadi luapan air sungai yang membuat tembok penahan tanah dan bangunan di atasnya roboh.

0 Komentar