CIANJUR – Lebih dari seratus orang tenaga honorer medis dan non-medis di RSUD Pagelaran diberhetikan secara sepihak oleh pihak direksi, belum lama ini. Dalihnya, ada rasionalisasi meskipun mereka telah mengabdi bertahun-tahun.
Mpuy (nama samaran), salah seorang pegawai yang diberhentikan, mengungkapkan, isu terkait adanya pemberhentian seratusan pewagai sudah sejak beberapa waktu lalu, bahkan sempat terbesar informasi jika surat pemberhentian bakal diserahkan oleh kepala daerah.
“Kabarnya mau Senin (18/2) surat tersebut dibagikan, tapi ternyata tidak. Baru Jumat (22/2) surat itu benar-benar dibagikan ke karyawan, berbarengan dengan pembagian uang gaji. Suratnya dimasukan ke satu amplop,” kata dia.
Menurutnya, ada dua surat yakni keputusan Direktur atas pemberhentian dan surat keterangan pengalaman kerja.
Namun dia mempertanyakan sistem pemberhentian pengawai dengan dalih rasionalisasi tersebut. Sebab diduga penilaiannya secara subjektif, sebab diserahkan pada setiap kepala ruangan, bukan melalui tes atau lainnya.
“Kalau secara fair melalui tes pastinya akan diterima, ini tanpa tes dan kami tidak tahu dari awal bagtaimana penilaiannya tiba-tiba menerima surat pemberhentian oleh pihak rumah sakit,” kata dia.
Dia mengaku, sempat menerima informasi jika ada empat macam penilaian, di antaranya lama bekerja, jenjang pendidikan dan lainnya. Tetapi dalam pelaksanananya, mereka yang baru masuk dan belum tercatat dalam DPA pun dipertahankan, sementara yang sudah lama mengabdi begitu saja diberhentikan.
“Jadi ada dugaan karena kedekatan dengan orang di managemen, orang-orang itu dipertahankan. Sementara yang sudah lama mengabdi begitu saja dapat surat. Tentu ini sangat mengecewakan dan jadi petanyaan juga, terkait sistemnya,” kata dia.
Asep Muchtar (27) salah satu Karyawan RSUD Pagelaran, mengaku karyawan yang paling lama jika dibandingkan karyawan lainya yang hanya baru 6 hingga 7 bulan bekerja di lingkungan RSUD Pagelaran.
“Saya ini karyawan yang paling lama, tapi saya sangat kecewa sama pihak RSUD Pagelaran ini. Karena tidak ada informasi jelas terkait status sebagai Karyawan, malah saya mendengar katanya kurang lebih dari 200 orang akan di PHK,” terang Asep saat dihubungi melalui telfon selulernya Sabtu (23/2).