“Tapi tetap, bakal ada pemangkasan tersebut. Padahal Cianjur sangat membutuhkan sokongan dana dari pusat,” kata dia.
Ditanya terkait faktor adanya pemangkasan, Sapturo mengaku dirinya tidak mengetahui secara pasti, termasuk adanya indikasi terkait kasus OTT yang membuat pusat hati-hati menggelontorkan DAK ke Cianjur.
Namun, ungkap Sapturo, salah satu faktor yang memberatkan ialah adanya temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), dimana ada laporan dana BOS sebesar Rp 20 miliar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Dugaan kuat di situ, meskipun bukan dari laporan DAK, tapi sedikit besarnya pengaruh juga. Jadi kami juga sayang menyayangkan adanya temuan tersebut,” kata dia.(bay/red)