CIANJUR – Pemilik dan pengelola vila di kawasan Puncak-Cipanas mengeluh karena sepinya pengunjung pada libur panjang akhir tahun, sehingga mereka tidak mendapat penghasilan.
“Libur panjang akhir tahun kali ini paling parah dibandingkan tahun sebelumnya. Sesepinya pengunjung masih ada empat sampai lima vila terisi. Namun tahun ini, tidak satupun vila yang terisi,” kata Ujang Dedi pengelola belasan vila di Desa Sukatani, Kecamatan Pacetn pada wartawan, Senin (1/1).
Dia menjelaskan tahun sebelumnya satu bulan menjelang akhir tahun dari 13 Vila yang dikelolanya 7 diantaranya sudah terpesan dan akan terisi penuh dua hari menjelang pergantian tahun. Namun tahun ini, dia terpaksa menutupi operasional dari kantong sendiri karena sepinya pemesan.
Dia dan pengelola vila lainnya, menduga sepinya angka kunjungan ke kawasan tersebut disebabkan sejumlah faktor seperti belum tuntasnya perbaikan jalan yang amblas di kawasan Puncak, ditambah ditutupnya jalur menuju Puncak-Cianjur dari kedua arah Bogor dan Cianjur serta merebaknya isu gempa dan bencana alam lainnya di kawasan tersebut.
“Beberapa pekan sebelumnya kalau untuk beberapa pesanan sudah masuk, namun mereka membatalkan karena isu bencana alam mengancam kawasan Puncak. Harapan kami kedepan tidak ada lagi isu dan angka kunjungan tetap meningkat,” katanya.
Hal yang sama diakui pengelola hotel berbagai kelas di kawasan tersebut, target kamar yang mereka miliki terisi penuh, hanya mencapai 80 persen yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan tahun lalu, sebagian besar hotel berbintang dan kelas melati terpaksa menolak tamu yang datang.
“Tahun ini angka hunian menurun drastis. Dari seratusan kamar yang tersedia, hanya 70 persen yang terisi, sebagian besar pemesan merupakan langanan lama dari Jabodetabek. Berbagai faktor penyebab salah satunya perbaikan jalur utama yang belum tuntas,” kata Iman staf hotel berbintang di Jalan Raya Cipanas-Puncak.
Sama halnya dengan pengelola Villa, pedagang terompet di beberapa Jalan Protokol Kabupaten Cianjur mengalami kerugian saat momentum pergantian tahun 2019.
Ayi (50) seorang penjual terompet mengatakan, sepinya pembeli merupakan imbas munculnya isu mengenai terompet buatan rumahan terdapat kuman yang beberapa hari lalu. “Tahun sekarang sepi, sama seperti tahun 2017 sepi juga, dari tadi pagi hanya bisa menjual lima buah terompet,” kata dia.