TRC Berhasil Evakuasi ODGJ

0 Komentar

CIANJUR – Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Yayasan Aura Welas Asih berhasil mengevakuasi Bakri (71) warga Kampung Kiara Payung RT 02/06, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi yang di duga mengalami cacat mental belum lama ini. Bakri selanjutnya dibawa ke Panti Sosial Aura Welas Asih, Pelabuan Ratu Sukabumi.
Seperti di ketahui, Bakri dan istri mengalami gangguan jiwa, sementara anaknya mengalami keterbelakangan mental. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, keluarga tersbeut hanya mengandalkan uang dari hasil meminta-minta.
Tim Reaksi Cepat (TRC), Isti Puspitawati mengatakan, dalam pelaksanaan evakuasi tersebut di saksikan oleh Kepala Desa Ramasari Agus dan anggota BPBN, serta Ketua RT/RW setempat.
“Alhamdulilah kami bisa kembali membantu saudara kami yang membutuhkan bantuan, dan dalam acara evakuasinya alhamdulillah berjalan dengan lancar,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, belum lama ini.
“Selain acara evakuasi pasien, tim TRC yang di pimpin langsung oleh Rukman Samsudin dari yayasan Aura Welas Asih memberikan pemahaman tentang kepedulian terhadap kemanusiaan, dan sosialisasi tentang kejiwaan,” lanjutnya.
Menurut Isti, masyarakat sangat antusias mendengarkan arahan dan cara penanganan di lapangan, terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
“Saya berharap semakin banyak orang yang peduli, maka nasib mereka semakin baik, karena penyakit kejiwaan tidak beda dengan penyakit lainnya. Hanya mereka tidak merasa sakit dan tidak ada yang dirasakan sakit, tetapi kan kalau penyakit lain ada yang terasa sakit dibagian penyakitnya,” ungkapnya.
Ketua yayasan Aura Welas Asih, Deni Solang mengatakan, siap membantu merehabilitasi keluarga Bakri yang diduga mengalami cacat mental tersebut untuk dipulihkan kejiwaannya.
“Selain bapak Bakri, ada 24 pasien yang kami terima dari warga Cianjur yang sebagian ODGJ terlantar di jalanàn dan di pasung. Tapi ini hanya sebagian kecil saja, tim TRC kami di lapangan masih banyak ODGJ yang belum tersentuh medis akibat dari ketidak tahuan cara pengobatan dan info tentang keswa. Sebagian mereka kambuh kembali karena putus obat akibat salah satu suplay obat ke puskesmas di batasi dan pendaftaran via online mempersulit mereka untuk mendaftarkannya,” pungkasnya. (job3/sri)

0 Komentar