Cianjur Juara Sanitarian Teladan

Cianjur Juara Sanitarian Teladan
PUSKESMAS: Selaian dibidang sanitarian yang berprestasi, Dinas Kesehatan Cianjur juga berhasil melaksanakan akreditasi seluruh puskesma di tahun 2018 ini yang semula di jadwalkan pada tahun 2019.
0 Komentar

CIANJUR – Dinas Kesehatan tercatat mendapatkan banyak penghargaan baik dari kinerja, tenaga medis, hingga programnya sejak 2017 hingga akhir 2018. Tidak hanya penghargaan di tingkat provinsi, namun penghargaan yang diraih juga hingga tingkat nasional.
Sedikitnya ada tujuh penghargaan di bidang kesehatan yang diraih Cianjur pada 2017, mulai dari juara III sanitarian teladan tingkat provinsi, juara I bidang teladan tingkat provinsi, pastika parahita (menetapkan Perda tentang kawasan tanpa rokok) dari kementerian kesehatan, capaian cakupan imunisasi MR hingga lebih dari 95 persen, dan prestasi membanggakan lainnya.
Pada 2018, prestasi untuk sanitarian juga kembali diraih, namun kali ini bisa menjadi juara pertama sanitarian teladan tingkat Jawa Barat. Bidang teladan pun bisa bertahan di juara pertama. Bahkan Puskesmas Karangtengah mendapatkan penghargaan sebagai puskesmas ramah anak tingkat nasional dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Cianjur juga sempat mendapatkan penghargaan sebagai daerah yang melakukan penambahan desa/kelurahan ODF (Open Defecation Free) terbanyak di Jawa Barat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar.
Tiga prestasi yang diraih secara bersamaan itupun membuat Cianjur mendapat apresiasi dari pemerintah provinsi, terlebih karena suksesnya menjalankan ODF.
Tresna menjelaskan Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi atau keadaan suatu individu dalam komunitas dengan tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan kotoran/tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa. Agar usaha tersebut berhasil, maka akses masyarakat pada jamban (sehat) harus tercapai pada seluruh komunitas.
Komitmen untuk menyukseskan program ini menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan STBM dengan mengedepankan pembangunan sanitasi berbasis partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, sehingga secara bertahap dapat mengubah perilaku higienis dan sanitasi di masyarakat.
“Maka dari itu, sejak awal tahun terus kami genjot pembangunan sanitasi dan penyadaran warga untuk tidak buang air besar sembarangan,” ujar dia.
Menurutnya, di tahun ini sekitar 80 desa sudah yang menjalankan program sanitasi. Ditargetkan 2019, 200 desa yang sudah sadar untuk tidak buang air besar sembarangan.

0 Komentar