CIANJUR – Dimasa akhir jabatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cianjur kinerjanya kembali di sorot. Sejumlah warga mengaku belum banyak merasakan kinerjanya selaku wakil rakyat.
Seperti adanya keluhan masyarakat tentang krisis air di Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur. Hingga saat ini, belum ada tindakan dari DPRD menyikapi krisis air yang hampir satu tahun berlangsung.
Salah satu warga, Riki (21) mengatakan, dirinya sempat melaksanakan audiens ke DPRD, dan hanya segelintir orang yang saat itu tengah ada di ruangan. “Kurang lebih sekitar lima orang yang saat itu tengah ada di ruangan,” ungkap Riki.
Selain Riki, Keluhan tentang krisis air bersih juga dirasakan dampaknya oleh Utang Suryana (70), warga Kelurahan Bojong Herang, dirinya merasa sangat terganggu dengan krisis air tersebut.
“Masalah air ini sudah bertahun-tahun masih belum ada penyelesaian, kami pernah nanya kendalanya apa, kata pihak PDAMnya gangguannya di jalan. Kalau masalah pembayaran saya tidak pernah komplen, dan pas saya komplen katanya nanti disampaikan,” keluhnya.
Kurang efektifnya kinerja DPRD dan DPR membuat Daniel Tumiwa, Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) angkat bicara. Dirinya menjelaskan kepada masyarakat bahwa isu krisis air ini adalah tugas wakil rakyat.
“Wakil rakyat yang hari ini duduk di dewan harusnya cepat menanggapi keluhan rakyat, karena mereka dipilih oleh rakyat,” kata Daniel di hadapan warga saat tengah berada di Bojongherang, Kecamatan Cianjur.
Daniel pun menjelaskan, masalah seperti ini tidak hanya terjadi di Cianjur, namun di seluruh Indonesia. “Hal ini tidak terjadi di Cianjur saja, tetapi hampir di seluruh Indonesia kinerja DPRD-nya sangat patut untuk dipertanyakan,” tambahnya.
Banyaknya masalah yang terjadi akibat salah satunya kinerja wakil rakyat harus segera diselesaikan. “Maka dari itu, kami PSI membuat program bersih-bersih DPR, membongkar semuanya agar masyarakat tahu apa yang wakil rakyat kerjakan,” pungkasnya. (job3/sri)