CIANJUR – Kecamatan Sukaluyu akan membentuk tim khusus untuk menanggulangi penyebaran penyakit HIV/AIDS. Hal itu dilakukan menyusul diketahuinya ada 30 warga Kecamatan Sukaluyu yang terjangkit HIV/AIDS.
“Kita terus berupaya untuk menanggulangi penyebaran penyakit HIV/AIDS ini. Di setiap kesempatan kita terus melakukan sosialisasi. Jauh-jauh hari kita lakukan bahayanya HIV/AIDS, narkoba dan LGBT,” kata Camat Sukaluyu, Agus Supiandi kepada Cianjur Ekspres, Kamis (29/11).
Sosialisasi perlu dilakukan kata Agus, untuk mencegah. Sosialisasi ini tidak terbatas walaupun tidak terencana dan terpregrom, tetapi di setiap kesempatan terus melakukan sosialisasi. Pihaknya juga berencana untuk melakukan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS ke sekolah-sekolah, karena selama ini sekolah belum tersentuh sosialisasi.
“Selama ini sosialisasi yang telah kami lakukan baru kepada masyarakat luas, dan kami bekerja dengan unsur muspika dan terus gencar melakukan sosialisasi itu, karena anak sekolah harus kami selamatkan dari LGBT, HIV/AIDS dan narkoba,” ungkapnya.
Agus menjelaskan, ketika sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kesbangpol di Desa Sukasirna belum lama ini, pihaknya mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda. Salah satu narasumbernya adalah penderita dan memberikan pengalaman serta dukungan kepada masyarakat Sukaluyu. Ada 30 orang pengidap HIV/AIDS diwilayah Sukaluyu.
“Nanti kita berencana bakalan ada rembugan khusus dengan para kepala desa, bahwa di tingkat desa perlu adanya lembaga atau tim yang khusus menangani atau mencegah hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan pencegahan HIV/AIDS,” jelasnya.
Agus berharap, dengan gencarnya berbagai sosialisasi yang telah dilakukan, diharapkan di Kecamatan Sukaluyu tidak ada lagi korban yang terindikasi HIV/AIDS, dan yang terindikasi bisa menjadi cerminan warga lain agar tidak menjadi korban.
“Kami dari pihak pemeritah akan terus mengingatkan dan memantau tanpa lelah agar tidak terindikasi. Para warga pun harus waspada karena adanya warga luar yang masuk ke Kecamatan Sukaluyu, khususnya wilayah-wilayah desa yang ada industri itu harus di antisipasi, karena mereka pindah ke sini dengan membawa dampak yang kurang baik kepada wrga masyarakat. Saya pun menghimbau kepada masyarakat dan kepala desa, RT/RW untuk lebih intens memantau wilayah-wilayah yang banyak kontrakan dan kosannya terutama para pendatang,” pungkasnya. (job3/sri)