CIANJUR – Bencana alam tanah longsor kembali terjadi diwilayah Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Kali ini menerpa wilayah Desa Cibanteng tepatnya di Kampung Cibuntu RT 01/RW 01. Tanah dari ketinggian longsor dan menimbun sekitar 4.000 meter areal pesawahan yang siap panen, Minggu (11/11) sekitar pukul 18.00 WIB.
Akibat kejadian longsor tersebut ditaksir kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 25 juta. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor. Namun tanah longsor tersebut dimungkinkan masih bergerak, apalagi jika turun hujan bisa terjadi longsor susulan.
Selain longsor, jalan amblas juga terjadi di Dusun 3, Desa Cibanteng. Jalan yang menghubungkan Cibeureum – Gunung Salam tersebut amblas sepanjang 10 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Arus kendaraan baik sepeda motor maupun mobil tidak bisa melintas dan harus mencari jalan alternatif jika ingin melintas.
Kepala Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Muryani mengatakan, peristiwa longsor tersebut diawali dengan terjadinya hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah termasuk di Desa Cibanteng.
“Diawali hujan lebat, tidak lama berselang tiba-tiba terjadi longsor. Beruntung lokasinya agak jauh dari perkampungan, sehingga tidak sampai menimpa rumah warga. Hanya saja tanaman padi seluas 4.000 meter yang siap panen tertimbun longsoran tanah,” kata Muryani saat dihubungi Cianjur Ekspres, kemarin.
Selain tanah longsor, jalan amblas juga terjadi diwilah Desa Cibanteng. Jalan yang menghubungkan Kampung Cibeureum dengan Kampung Gunung Salam tidak bisa dilalui kendaraan.
“Saya sudah sampaikan laporan tertulisnya ke kecamatan. Mudah-mudahan ada tindak lanjutnya. Terutama bagi warga yang sawahnya terkena longsor,” harapnya.
Muryani mengaku, jika wilayahnya saat ini masuk dalam zona yang rawan bencana tanah longsor. Untuk itu ia selalu mengimbau kepada warga untuk senantiasa waspada akan ancaman tanah longsor.
“Imbauan senantiasa kita sampaikan kepada warga, terutama yang tinggal di zona rawan longsor untuk senantiasa waspada. Apalagi jika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi,” paparnya.
Meski masuk dalam zona rawan bencana, sejauh ini kata Muryani, belum ada upaya untuk mengungsikan warga. “Sejauh ini masih aman, kalaupun ada bencana longsor masih diluar perkampungan, sehingga tidak perlu mengungsikan warga, cukup selalu waspada saja,” katanya.