CUGENANG – SMPN 1 Cugenang mewakili Kabupaten Cianjur dalam lomba sekolah sehat (LSS) ke tingkat Provinsi Jabar. Hal tersebut berkat adanya program ‘Bisa’ dan ‘Geber Sangu’.
Kepala SMPN 1 Cugenang, Saryati, mengatakan, sebelumnya SMPN 1 Cugenang telah menjuarai LSS tingkat kabupaten pada 6 November lalu. Sekolahnya pun memiliki visi dan misi yang berkaitan dengan sekolah sehat.
“Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, maka SMPN 1 Cugenang menerapkan pembiasaan–pembiasaan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan, kesehatan dan ketertiban secara teratur,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (8/11).
Oleh karena itu, kata dia, di sekolahnya diadakan wadah yang mencakup ruang kerja kegiatan tersebut seperti usaha kesehatan sekolah (UKS). Nama UKS SMPN 1 Cugenang adalah generasi kreatif mandiri, sehat dan inovatif (Gradasi).
“Pada UKS Gradasi SMPN 1 Cugenang melaksanakan trias UKS. Yakni pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat. Dalam pelaksanaan trias UKS serta kegiatan yang lain, SMPN 1 Cugenang menjalin kerja sama dengan tim pembina usaha kesehatan sekolah (TP-UKS) Puskesmas Kecamatan Cugenang,” jelasnya.
Dia menerangkan, UKS SMPN 1 Cugenang mempunyai program unggulan Bisa (bersih, inovatif, sehat dan agamis). Untuk mencapai unggulan itu, pihak sekolah menerapkan pembiasaan dan kegiatan seperti ‘Bersih’. Pembiasaan tahan buang sampah sembarangan (TSP), simpan sampah pada tempatnya, pungut sampah adalah sedekah dan pembiasaan ‘Bebas’ komiba atau berantakan rapikan, basah keringkan, kotor bersihkan, miring luruskan, dan bahaya amankan.
“UKS SMPN 1 Cugenang juga berinovatif dalam mengolah sampah, seperti Gerakan Bersama Sampah Guna (Geber Sangu), yang mana sampah anorganik dijadikan kerajinan. Seperti dibuat pupuk yang dalam pengolahannya bermitra dengan balai penyuluhan pertanian (BPP) Kecamatan Cugenang. Serta Inovatif yang lain adalah pengolahan tanaman obat keluarga (Toga) sepeti Jahe Kristal,” ungkap dia.
Selain itu, lanjur dia menerangkan, sekolahnya juga mempunyai program dan telah berjalan yakni Zero Waste (tanpa limbah). Artinya, kantin sehat tanpa sampah berbahaya terdahap gernerasi dengan mengganti dengan daun.
“Dan siswa membawa alat makan masing-masing serta berkomitmen dengan para pedagang di kantin agar tidak menjual makanan yang mengandung bahan pengawet,” kata dia.