CIANJUR – Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar mengakui adanya perampingan jumlah pagawai di RSUD Pagelaran. Hal itu diakibatkan terlalu gemuknya jumlah pegawai, sementara kebutuhan tidak cukup banyak.
“Iya ada perampingan. Setelah kajian tim teknis, kebutuhan pegawai maksimal itu hanya 250 orang, untuk pelayanan yang saat ini dijalankan. Sementara sekarang jumlahnya di atas, sehingga perlu untuk dikurangi,” kata Irvan kepada Cianjur Ekspres, Kamis (8/11).
Irvan mengatakan, sistem rekrutmen pegawai harusnya dengan mekanisme yang mengacu pada kebutuhan bukan malah selera. Sedangkan yang berjalan hanya pada selera, tidak memperhitungkan dampaknya jumlah pegawai menjadi sangat gemuk.
Oleh karena itu, lanjut dia, saat ini tim dari kesehatan dan OPD terkait sedang menguji jumlah pegawai berdasarkan kebutuhan yang ada. Sehingga pelayanan bisa berjalan optimal dengan kepegawaian yang ada.
Di samping itu, lanjut dia, pemkab juga memangkas anggaran untuk RSUD Pagelaran, dari yang semula Rp 12 miliar menjadi Rp 7 miliar. Pasalnya dari segi pendapatan sangat tidak sesuai.
“Itu juga akibat dari jumlah pegawai yang terlalu gemuk.
Makanya akan diatur agar proporsional dan optimal. Manajemen pun harus bisa mengatur agar semua berjalan dengan lancar. Terutama komunikasi dengan pegawai serta dokternya,” kata dia.
Irvan menambahkan, mereka yang tidak lulus testing untuk tetep bekerja di RSUD Pagelaran, nantinya akan disiapkan ruang untuk bisa ikut testing kembali di dua rumah sakit daerah yang rencananya dibangun di tahun depan.
“Kami sudah siapkan rumah sakit Campaka dan Sindangbarang. Jadi tidak perlu khawatir, yang tidak di Pagelaran bisa ke dua rumah sakit itu,” katanya.
Terkait adanya dugaan transaksi uang dalam rekrutmen tenaga kerja, Irvan menanggapi jika mereka akan resah dengan adanya perampingan tersebut. “Biarkan, nanti jadi ketahuan ada praktek suap atau pakai uang agar bisa bekerja atau tidak. Kalau muncul gejolak kan nanti jelas, mereka pun akan resah dengan sendirinya,” kata dia. (bay/yis/red)