Mengidap Penyakit Aneh Bayi Malang Butuh Bantuan

Mengidap Penyakit Aneh Bayi Malang Butuh Bantuan
BUTUH BANTUAN: Widia Sifa Lestari, bayi yang baru berumur 5 bulan warga Kampung Cisentul, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, harus menjalani penanganan intensif di RSUD Cianjur. (IKBAL SELAMET/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Widia Sifa Lestari, bayi yang baru berumur 5 bulan tersebut harus menjalani penanganan intensif di RSUD Cianjur. Pasalnya anak dari keluarga tidak mampu itu memiliki lubang yang cukup besar di punggungnya akibat penyakit yang dialami beberapa hari setelah dia lahir.
Anak kedua dari pasangan Miftah, 58, dan Siti Mariam, 24, itu diketahui memiliki benjolan kecil seperti luka bekas terbakar. Mendapati anaknya seperti itu, Miftah pun membawa anaknya ke RSUD atas rujukan dari bidan.
“Setelah dibawa ke RSUD katanya harus dirujuk lagi ke Bandung, karena tidak punya uang saya bawa pulang untuk diobati di rumah,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, kemarin (2/8).
Ternyata, lanjut dia, benjolan tersebut lama-kelamaan membesar hingga seukuran kepalan tangan orang dewasa. Hingga akhirnya, benjolan itupun pecah dan membuat lubang yang cukup besar di punggungnya. “Sekitar empat hari lalu, benjolannya pecah. Lubangnya cukup dalam, sampai ke daging. Tapi tidak tahu sedalam apa,” tuturnya.
Melihat anaknya seperti itu, warga asal Kampung Cisentul, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku langsung membawanya kembali ke RSUD Cianjur untuk mendapatkan penanganan medis. “Rabu malam, saya bawa anak ke RSUD. Alhamdulillah sekarang sudah masuk ruangan,” kata dia.
Selain lubang pada punggungnya, kepala Widia juga tampak lebih besar dan lonjong dibandingkan bayi lainnya. Bahkan tepat pada bagian atasnya tampak menjorok ke dalam tengkoraknya.
“Memang sedikit besar, tidak tahu kenapa. Tapi kalau lonjong itu karena dari sejak lahir sampai umur 5 bulan ini tidurnya tidak pernah terlentang, karena ada benjolan itu. Ditambah dehidrasi sehingga bagian atasnya seperti ke dalam,” kata dia.
Miftah yang merupakan buruh serabutan itupun mengaku kebingungan mencari biaya anaknya berobat, termasuk untuk memenuhi kebutuhannya selama di rumah sakit. Untuk berangkat ke RSUD pun dia mendapatkan sumbangan dari tetangga dan kepala desa.
Apalagi, ungkap dia, anaknya kemungkinan harus ditangani di Bandung oleh dokter saraf. Mengingat, akibat lubang tersebut saraf ke kaki anaknya tidak normal, bahkan sulit untuk digerakan.

0 Komentar