Harga Daging Ayam Merangkak Naik

Harga Daging Ayam Merangkak Naik
KENAIKAN HARGA: Pedagang daging ayam potong di Pasar Cipanas sepi pengunjung, setelah harga daging dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan. (AYI SOPIANDI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Dalam kurun waktu satu minggu terakhir harga daging ayam potong kembali mengalami kenaikan, dimana sebelumnya harga daging ini dikisaran Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 43 ribu per kilogram. Hal tersebut terjadi karena kenaikan harga BBM dan listrik non subsidi.
Susanti, 28, warga Desa Salam Nunggal, Kecamatan Cipanas, mengeluhkan dengan harga daging yang mengalami kenaikan selama seminggu terkahir. Padahal, menurutnya sebelum harga daging ayam potong tersebut biasa dia beli Rp 35 ribu hingga 37 ribu per kilogram. Namun, kini mengalami kenaikan harga sebesar lima ribu rupiah dalam satu kilogramnya.
“Apa penyebab kenaikan harga daging ayam potong ini saya juga kurang begitu mengetahui secara pasti. Kalau memang stok dagingnya sedikit itu tidak mungkin, karena saya tapi saya lihat di setiap lapak pedagang daging barangnya sangat banyak,” kata Susanti kepada Cianjur Ekspres, Rabu (11/7).
Dikatakan Didah, 33, pedagang daging ayam potong di Pasar Rakyat Cipanas mengaku, jika kenaikan harga daging ayam ini terjadi sudah seminggu lebih. Menurutnya, sempat ada penurunan harga daging ayam potong seminggu setelah lebaran, namun ternyata sekarang kembali merangkak naik lagi.
“Kalau ditanya kenapa harga daging ayam potong bisa naik, saya tidak tahu alasan pastinya kenapa. Tapi saya dengar dari beberapa pemasok daging, kenaikan ini karena naiknya harga BBM sama listrik yang non subsidi,” kata Didah.
Sementara itu Sekertaris Jendral Asosiasi Pedagang Daging Domba Ayam dan Sapi, Rudi Lazuardi menjelaskan, bahwa kenaikan harga daging ayam potong tersebut memang sudah terjadi dalam satu pekan ini. Menurutnya hal tersebut bisa merugikan kepada para penjual dan juga konsumen, ia mengatakan kenaikan terjadi dipicu dari kenaikan harga BBM non subsidi serta Listrik non subsidi juga.
“Dampaknya bisa berimbas ke harga pakan dan juga harga daging ayam potong. Ini memang sangat merugikan pedagang dan konsumen, tingkat konsumsi daging pun akan terus mengalami penurunan jika tidak cepat ditanggulangi,” ungkapnya.
Rudi mengungkapkan, saat ini para pedagang dan konsumen mengeluh dengan situasi seperti ini, karena selain mengakibatkan omset menurun dan beberapa pedagang memutuskan untuk sementara tidak berjualan, dan beralih profesi.

0 Komentar