CIANJUR, cianjurekspres.net – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur mencatat, jika selama Ramadan dan pasca Idul Fitri, tingkat pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak menurun drastis.
Wakil Ketua P2TP2A Kabupaten Cianjur, Lidya Indrayani Umar, mengatakan, penurunan terjadi sejak sebulan terakhir, dimana jika setiap bulannya selalu masuk laporan hingga terjumlah ada 20 laporan selama satu semester ini, namun saat Ramadan dan pasca Idul Fitri, tidak ada satupun laporan yang masuk.
“Sangat drastis, menurunnya. Memang untuk semester tahun ini juga terlihat penurunan dibandingkan 2017, tapi selama Ramadan dan beberapa pekan terakhir memang nihil laporan,” kata Lidya kepada Cianjur Ekspres, Kamis (5/7).
Menurutnya, hal tersebut mulai membuktikan jika penindakan terhadap para pelaku pelecehan ataupun kekerasan seksual, terutama pada anak mulai memberikan dampak positif.
“Jadi sekarang para pelaku atau predator anak ini sudah mulai takut, apalagi orangtuanya lebih melek dengan aturan sehingga salalu siaga menjaga anaknya,” ujar Lidya.
Namun, lanjut Lidya, para orangtua harus tetap waspada dengan para pelaku pelecehan atau kekerasan seksual terhadap anak. Pasalnya ancaman tetap ada meskipun terjadi penurunan selama sebulan terakhir ini.
Menurut Lidya, tindakan pelecahan seksual tidak hanya terjadi di lingkungan rumah atau tempat yang jauh dari keramaian, tapi di tempat atau pusat keramaian pun bisa terjadi pelecehan terhadap anak.
“Bisa saja di tempat umum terjadi pelecehan, mulai dari menyentuh bagian dada atau meraba daerah-daerah vital perempuan. Itu juga masuk pelecehan, dan bisa terjadi pada anak. Makanya tetap harus waspada dimana dan kapanpun,” pungkasnya. (bay/yhi)