”Kita sudah sosialisasi dan saling mengikat dengan komitmen, tetapi dalam faktanya masih saja ditemukan yang melanggar,” ujarnya.
Komitmen dengan deklarasi memang diakui tidak berdampak di lapangan. Untuk itu, pihaknya akan mengevaluasi ke depannya untuk bisa mengurangi atau mencegah kampanye hitam selalu tinggi dalam setiap Pemilu.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengakui, jika banyak kampanye hitam yang mendera dirinya. Setelah dianalisa, pelaku kampanye haram tersebut berasal dari simpul yang sama.
Isu hoax yang sengaja digulirkan di antaranya busung lapar anak remaja, jembatan mangkrak dan pembangunan masjid. ”Saya bingung, mereka itu warga kota, terdidik dan tahu aturan. Tetapi kenapa selalu menghinakan orang kampung. Abah Endang yang tidak tahu apa-apa diminta jadi dukun. Kemudian, muncul lagi pada aspek pembangunan, katanya jembatan ratusan miliar mangkrak. Saya kok aneh, kapan saya menganggarkan ratusan miliar,” katanya.
Tak hanya Dedi, calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Uu Ruzhanul Ulum juga mengeluh hal sama. Dikatakan dia baik dirinya maupun Ridwan Kamil banyak diserang melalui kampanye hitam di media sosial mulai awal kampanye terutama menjelang pencoblosan yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018.
”Sekarang ini sudah banyak berseliweran dari memojokkan, sampai menghina pribadi saya maupun Ridwan Kamil atau Rindu di media sosial. Saya kurang tahu siapa yang melakukannya, seseorang yang iseng, parpol pengusung rival atau tim sukses pasangan lain saya kurang paham, yang jelas kampanye hitam menyerang Rindu sudah banyak,” tuturnya kepada Jabar Ekspres saat dihubungi melalui telepon genggamnya di Bandung. (je/ce)