CIANJUR, cianjurekspres.net – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Cianjur terus melakukan pengawasan terhadap ketersediaan bahan pokok, meliputi distribusi, dugaan penimbunan barang, dan permainan harga, di sejumlah pasar di Cianjur. Hal itu dilakukan dengan juga melibatkan sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Cianjur.
“Ada beberapa hal yang menjadi fokus kami, yaitu pengawasan distribusi, penimbunan barang, dan permainan harga di lapangan. Tentunya kami minimalisir agar tidak terjadi di wilayah Cianjur,” ujar Ketua Tim Satgas Pangan Kabupaten Cianjur, AKP Benny Cahyadi, kepada wartawan, Minggu (20/5).
Menurut Benny, pihaknya telah membentuk tim yang setiap pekan melakukan pengecekan dan pendataan berbagai kebutuhan pokok yang ada di pasaran, baik pasar tradisional maupun pasar modern, guna memudahkan dalam proses pengawasan itu.
Dari hasil pantauan di lapangan, sambung Benny, untuk harga kebutuhan pokok di pasaran masih normal dan tidak ada indikasi terjadinya pelanggaran.
“Hingga saat ini masih berbagai kebutuhan pokok masih terpantau normal, tak ada indikasi pelanggaran. Sebab, kami bersama tim gabungan rutin melakukan sidak ke pasar, baik pasar tradisional maupun modern,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Himam Haris, mengatakan, pemkab sepakat untuk sekedar mengimbau para peternak hingga pedagang untuk lebih menyesuaikan harga. mengingat harga jual minimal daging ayam yang dikendalikan pemerintah pusat. Para peternak sejauh ini, terpaku pada patokan harga yang ditetapkan oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar).
“Selain patokan harga dari perhimpunan di pusat. Sejauh ini juga harga DOC yang mahal yakni Rp 7.000 per ekor juga masih terus mempengaruhi harga daging ayam,” kata Himam.
Himam mengaku, kondisi itu membuat pemerintah sulit untuk mengendalikan harga di pasaran. Ia mengatakan, daging ayam saat ini menembus harga Rp 40.000 per kilogram. Jumlah tersebut terbilang tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, yaitu Rp 34.000 per kilogram. Maka dari itu, ia mengharapkan setidaknya pedagang bisa menekan harga hingga Rp 36.000 per kilogram untuk saat ini.
”Apalagi, permintaan daging ayam masih terus tinggi setidaknya selama sepekan pertama bulan Ramadan. Masih banyak yang cari, tapi jangan dibiarkan harga tinggi seperti ini,” ucapnya.