CIANJUR, cianjurekspres.net – Fluktuasi harga daging sapi dan ayam di Cianjur, Jawa Barat, terus terjadi di awal Ramadan. Cenderung, kondisi masih di atas harga normal, sehingga memberatkan pembeli, bahkan penjual itu sendiri.
Ferdiansyah, 35, salah seorang penjual daging sapi di Pasar Muka, mengatakan, harga daging sapi melonjak sehari sebelum Ramadan, dimana bisa mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Di hari pertama puasa, harganya mengalami penurunan, tetapi masih belum di angka normal.
“Tiga hari sebelum puasa masih Rp 110 ribu per kilogram, tapi kemarin sampai Rp 140 ribu per kilogram. Sekarang sudah turun ke harga Rp 120 ribu per kilogram, tapi tetap saja mahal. Normal ya Rp 100 ribu per kilogram, ” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (17/5).
Menurutnya, kenaikan harga di pasaran terjadi akibat ketersediaan daging yang kurang, serta kualitasnya yang menurun. Sapi yang sekarang dipotong, biasanya terlalu banyak lemak. Hal itu tentunya berdampak pada penjual dan pendapatan pedagang.
“Biasanya lemak itu maksimal ada 70 kilogram dari seekor sapi. Tapi kemarin bisa sampai satu kuintal dari satu ekor sapi. Pastinya jadi kerugian, sebab pembeli itu tidak mau daging yang terlalu banyak lemak,” kata dia.
Selain kebanyakan lemak, harga daging sapi dari peternakan dan rumah potong pun terus naik. Bahkan sekarang untuk karkas bisa mencapai Rp 95 ribu per kilogram.
“Itukan hitungan yang nanti ditambah biaya kirim, ongkos produksi, penyusunan, dan pemilihan antara daging dan tulang atau jeroan. Jadi pedagang juga rugi dengan kondisi sekarang. Diharapkan pemerintah bisa bergerak mengendalikan harga, ” ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur Himam Haris, mengatakan, saat ini harga jual minimum dan maksimum sudah dipegang oleh pemerintah pusat. Hal itu membuat pemda setempat sepakat untuk sekedar mengimbau para peternak hingga pedagang untuk lebih menyesuaikan harga.
”Karena memang, selain patokan harga dari perhimpunan di pusat. Sejauh ini juga harga DOC yang mahal yakni Rp 7 ribu per ekor juga masih terus mempengaruhi harga daging ayam,” kata Himam. (bay/red)