JL PROMOYA, cianjurekspres.net – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, berhasil mencapai target indikator kinerja pada tahun 2017. Sejumlah program yang memberikan peningkatan pelayanan membuat target dengan sasaran akses serta pelayanan yang bermutu dan merata bisa terpenuhi.
Berdasarkan data Realisasi Indikator Kinerja Rencana Program Jangka Menegah Daerah (RPJMD) pada 2017, indeks kesehatan ditargetkan pada angka 76,04 dari target tahun lalu hanya di angka 75,98. Namun dari target itu didapati hasil pada 76,14 atau di angka 100,13 persen.
“Dari target yang ada kami menjadi salah satu OPD yang berhasil mencapai target, bahkan lebih dari 100 persen. Untuk tahun berkutnya kami targetkan di angka 76,19. Kami yakin target indikator kinerja pada tahun ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar kepada Cianjur Ekspres, Rabu (16/5).
Menurutnya, target tersebut bisa dicapai dengan beberapa porgram peningkatan pelayanan dan akses kesehatan, termasuk untuk ibu hamil dan melahirkan.
Guna menekan angka kematian ibu dan bayi. Sistem Informasi Jaringan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal (SIJAGOAN) pun menjadi salah satu inovasi unggulan. Layanan dengan menggunakan aplikasi Whatsapp itu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan maternal dan neonatal.
Tresna, mengungkapkan, sistem informasi itu didesain untuk mempercepat proses pertukaran data dan informasi maupun komunikasi dalam rujukan gawat darurat maternal dan neonatal antara bidan, puskesmas, dan rumah sakit.
Manfaat dari layanan itu, diantaranya bidan atau perujuk akan langsung mendapatkan kepastian rumah sakit, fungsi Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (Poned) meningkat, rumah sakit penerima rujukan akan lebih siap dalam menerima pasien, adanya rujukan balik dari rumah sakit setelah pasien pulang, dan data SIJAGOAN menjadi basis data.
“Untuk konten yang dimiliki dari layanan tersebut, seperti rujukan gawat darurat semua kasus, edukasi ibu dan bayi, pesan singkat sebagai pengingat, tanya jawab/konsultsi, dan saran dan pengaduan. Intinya ini akan mempercepat proses rujukan, dan kepastian tempat layanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit,” jelasnya.
Dia menyebutkan, layanan itu fokus pada sejumlah kasus kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir, seperti pendarahan Postpartum, Pre eklampsi/eklampsi, infeksi/sepsis partus, asfiksa, dan bayi berat lahir rendah (BBLR).