CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Memasuki bulan November 2025, masyarakat Jawa kembali memperhatikan penanggalan tradisional yang dikenal dengan Kalender Jawa. Kalender ini tidak hanya mencatat hari, tanggal, dan bulan dalam sistem Masehi, tetapi juga menyertakan hari pasaran Jawa — seperti Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi — yang masih digunakan untuk menentukan hari baik atau kegiatan adat di berbagai daerah di Indonesia.
Bulan November 2025 dimulai pada Sabtu, 1 November 2025 yang bertepatan dengan 10 Pahing, dan berakhir pada Minggu, 30 November 2025 bertepatan dengan 9 Legi. Dalam bulan ini, terdapat empat kali hari Minggu (Ahad) dan empat kali hari Jumat (Jum’at), dengan kombinasi pasaran yang terus berganti setiap lima hari sekali.
Berikut daftar lengkap kalender Jawa November 2025:
- Sabtu, 1 November 2025 — 10 Pahing
- Minggu, 2 November 2025 — 11 Pon
- Senin, 3 November 2025 — 12 Wage
- Selasa, 4 November 2025 — 13 Kliwon
- Rabu, 5 November 2025 — 14 Legi
- Kamis, 6 November 2025 — 15 Pahing
- Jumat, 7 November 2025 — 16 Pon
- Sabtu, 8 November 2025 — 17 Wage
- Minggu, 9 November 2025 — 18 Kliwon
- Senin, 10 November 2025 — 19 Legi
- Selasa, 11 November 2025 — 20 Pahing
- Rabu, 12 November 2025 — 21 Pon
- Kamis, 13 November 2025 — 22 Wage
- Jumat, 14 November 2025 — 23 Kliwon
- Sabtu, 15 November 2025 — 24 Legi
- Minggu, 16 November 2025 — 25 Pahing
- Senin, 17 November 2025 — 26 Pon
- Selasa, 18 November 2025 — 27 Wage
- Rabu, 19 November 2025 — 28 Kliwon
- Kamis, 20 November 2025 — 29 Legi
- Jumat, 21 November 2025 — 30 Pahing
- Sabtu, 22 November 2025 — 1 Pon
- Minggu, 23 November 2025 — 2 Wage
- Senin, 24 November 2025 — 3 Kliwon
- Selasa, 25 November 2025 — 4 Legi
- Rabu, 26 November 2025 — 5 Pahing
- Kamis, 27 November 2025 — 6 Pon
- Jumat, 28 November 2025 — 7 Wage
- Sabtu, 29 November 2025 — 8 Kliwon
- Minggu, 30 November 2025 — 9 Legi
Kalender Jawa ini sering digunakan untuk menentukan waktu terbaik bagi berbagai kegiatan seperti pernikahan, pindah rumah, membuka usaha, maupun ritual adat. Bagi masyarakat yang masih memegang tradisi, perpaduan antara kalender Masehi dan kalender Jawa menjadi panduan penting untuk menjalani kehidupan dengan harmoni dan keseimbangan budaya.
