CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Agerlip PGM Indonesia kembali menggelar Webinar Nasional Agerlip Series #5 dengan tema “Kiat Mudah Menulis Buku”, Sabtu (27/9/2025). Acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Yanuardi Syukur, S.Sos., M.Si., Dewan Pakar Agerlip PGM Indonesia sekaligus dosen Universitas Khairun Ternate, serta Maghfur Qumaidi, S.Pd., S.Sos., M.Si., pengurus Agerlip dan guru MTsN 1 Kediri.
Webinar dipandu moderator Deni Kurniawan As’ari, M.Pd. dan dipandu oleh MC Anis Nurowidah, S.Pd. Kegiatan dibuka dengan sambutan Ketua Umum Agerlip PGM Indonesia, Dr. H. Mulyawan S. Nugraha, M.Ag., M.Pd. Ia menegaskan pentingnya menulis sebagai kompetensi yang harus dimiliki guru.
“Guru bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga intelektual yang memiliki tanggung jawab meninggalkan jejak pemikiran. Menulis buku adalah warisan pengetahuan yang bisa melampaui zaman,” ujar Mulyawan.
Baca Juga:Foto Prabowo di Baliho Israel Viral, Kemlu RI Pertegas Sikap IndonesiaEks Mendikbud Nadiem Makarim Jalani Operasi Ambeien, Terseret Dua Kasus Dugaan Korupsi
Dalam sesi materi pertama, Dr. Yanuardi Syukur menekankan bahwa menulis buku bukan hanya aktivitas ilmiah, tetapi juga kontribusi sosial. “Buku besar lahir dari tulisan-tulisan kecil yang dikerjakan terus-menerus. Jangan tunggu sempurna, mulailah menulis, lalu edit belakangan,” katanya. Ia juga memberikan panduan praktis mulai dari pemilihan tema hingga editing.
Sesi berikutnya, Maghfur Qumaidi menyoroti motivasi dan manfaat menulis. Menurutnya, menulis buku bisa menjadi sarana berbagi pengalaman sekaligus meningkatkan reputasi dan personal branding. “Menulis buku bukan hanya berbagi ide, tetapi juga membuka peluang penghasilan,” jelasnya.
Acara berlangsung interaktif dengan beragam pertanyaan peserta, mulai dari menjaga konsistensi menulis hingga strategi menerbitkan buku. Kehadiran moderator dan MC yang komunikatif menambah semarak suasana webinar.
Melalui kegiatan ini, Agerlip PGM Indonesia berharap semakin banyak guru dan praktisi pendidikan yang termotivasi untuk menulis dan menerbitkan karya. “Budaya literasi tidak boleh berhenti pada membaca, tetapi harus ditingkatkan dengan menulis,” tegas Ketua Umum.