Longsor Ancam Warga Perumahan Belka Residence Cianjur

longsor
Bencana longsor mengancam permukiman warga di Kawasan Perumahan Belka Residence, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. (istimewa)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Bencana longsor mengancam permukiman warga di Kawasan Perumahan Belka Residence, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Bahkan sebuah bangunan masjid pun ikut terancam karena posisinya tepat berada di tepi tebing yang berdekatan dengan aliran Sungai Cianjur tersebut.

Ketua RW 15, Budi Hermawan, menyebut, pergeseran tanah sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir, namun dalam dua bulan terakhir kondisinya semakin parah.

“Longsornya sudah lama, tapi makin besar sejak dua bulan terakhir. Rabu malam sekitar sekitar pukul 20.30 WIB juga terjadi (longsor,red), lalu berlanjut tadi (kemarin) Kamis siang jam 11.30 WIB,” ujarnya saat dihubungi oleh Cianjur Ekspres, Kamis 18 September 2025.

Baca Juga:Kabupaten Cianjur Tunjukkan Perbaikan Pengelolaan Sampah lewat Pilot Project ISWMPTaman Safari Indonesia Resmikan Destinasi Wisata Baru di Puncak, Enchanting Valley

Menurutnya, area longsor membentang sepanjang sekitar 600-700 meter dengan ketinggian tebing 10-12 meter. Kondisi itu membuat dua rumah di Blok C harus ditinggalkan pemiliknya karena dinilai tidak aman untuk ditempati.

“Sekarang sudah ada dua rumah yang ditinggalkan. Lokasinya persis di tepi longsor, retak-retak dan berbahaya. Selain itu, warga juga khawatir karena di atasnya juga ada masjid yang biasa dipakai salat Jumat dan beribadah kita,” kata Budi.

Dia menambahkan, longsor diduga dipicu struktur tanah yang tidak kokoh lagi dan tergerus air hujan serta derasnya air Sungai Cianjur. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material cukup besar. Warga pun berinisiatif melakukan langkah darurat dengan membuat bronjong dari kawat dan batu.

“Itu swadaya masyarakat. Alhamdulillah sudah terpasang sekitar 40-50 meter, tinggi 1 meter, lebar 3 meter, untuk menahan arus air (sungai,red) supaya tidak langsung menghantam longsoran,” katanya.

Lanjutnya, pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut ke Pemkab Cianjur, termasuk ke Dinas PUTR dan BPBD. Menurutnya, Pemkab Cianjur melalui Dinas PUTR sudah bersurat ke Balai Besar Sungai Citarum sejak 30 Juli 2025, namun hingga kini masih menunggu.

“BPBD juga sudah turun, bantu 30 bronjong dan 3 terpal. Tapi itu sifatnya sementara, padahal kebutuhan penanganannya besar, mungkin miliaran,” tutur Budi.

Dia menegaskan, warga hingga kini masih diliputi rasa was-was, terlebih jika hujan deras kembali mengguyur.

0 Komentar