CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – 100 hari masa kerja pertama Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian-Ramzi (Wahyu-Ramzi) telah berjalan. Namun, alih-alih membeberkan capaian secara langsung, Bupati mengatakan agar masyarakat sendiri yang menilai hasil kerjanya. Wahyu menyerahkan penilaian 100 hari kerjanya langsung kepada masyarakat, termasuk di bidang kesehatan.
“Wah itu, mending masyarakat aja langsung yang nilai. Kalau saya yang bilang, nanti tidak objektif,” ujarnya saat ditanya Cianjur Ekspres usai meresmikan Jembatan Ciembe, Desa Sukamulya, Kecamatan Karangtengah, Senin 2 Juni 2025.
Lanjutnya, terkait langkah ke depan setelah masa 100 hari kerja, dia menegaskan komitmennya untuk terus membawa manfaat bagi masyarakat Cianjur. Dia mengatakan Cianjur itu merupakan wilayah yang luas, sehingga diperlukan waktu dan kesabaran dalam pelaksanaan berbagai program.
Baca Juga:Pastikan Ketersediaan Lapangan Kerja untuk Masyarakat, Ahmad Luthfi Tinjau Kawasan Industri KendalMampu Cegah Banjir di Demak-Grobogan, Taj Yasin Tinjau Proyek Bendungan Jragung
“Kita terus lakukan kebaikan untuk Kabupaten Cianjur. Mohon kesediannya untuk bersabar, karena Cianjur luas,” kata Wahyu.
Menurutnya, 100 hari kerja adalah waktu yang sangat pendek untuk bisa bekerja maksimal di penjuru daerah. Namun ke depan, dia berharap semua program yang dilaksanakan bisa berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Ya, sebenernya 100 hari itu waktu yang sangat pendek untuk bekerja secara maksimal di seluruh wilayah. Kami bekerja menyeluruh untuk seluruh program, dan mudahmudahan efeknya bisa meningkatkan IPM di Kabupaten Cianjur,” katanya.
Sebelumnya, pengamat kebijakan pemerintah sekaligus akademisi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Fahmy Iss Wahyudi mengatakan, momen 100 hari kerja kepala daerah kini menjadi tren dan parameter di setiap kabupaten kota termasuk tingkat provinsi.
“Agak sulit melakukan penilaian yang pasti, karena 100 hari itu praktiknya tidak diturunkan dalam bentuk dokumen resmi dan tidak ada di visi-misi dan program prioritas,” kata Fahmy.
Namun, momen 100 hari bisa menjadi tolok ukur dalam kacamata awam, memperlihatkan sampai sejauh mana kinerja kepala daerah yang baru dalam waktu yang singkat itu.
“Contoh, baru sebentar saja sudah tidak ada kerjanya, apalagi lama. Atau sebaliknya, baru sebentar saja sudah banyak hasil kerjanya, apalagi lama,” jelasnya.