CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Penguasaha tahu asal Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur, Rafi Kurnia mengeluhkan harga kacang kedelai yang semakin mahal imbas dari menguatnya harga dolar Amerika Serikat (USD).
Mengutip data dari laman resmi Bank Indonesia, harga 1 USD mencapai Rp16.899,08 pada 16 April 2025, naik dari Rp16.856,87 di hari sebelumnya.
Saat ini, harga kacang kedelai naik hingga Rp9.800 per kilogram (/kg), dari harga sebelumnya Rp9.400/kg di bulan sebelumnya.
Baca Juga:KRC Tanam Pohon Pinus Langka saat Rayakan HUT ke-173Kementerian ESDM: PLTP Cipanas Bakal Pasok Kebutuhan Listrik di Jawa-Bali
“Pengaruhnya pada jumlah produksi yang kita tekan. Sementara kita sebagai produsen tidak bisa asal manaikan harga tahu di pasar,” kata Rafi, pemilik merek Tahu Super Haji Sarbini (HS) di pabriknya, Jalan Munjul, Kecamatan Cilaku pada Rabu, 16 April 2025.
Saat harga kacang kedelai masih lebih murah, bisa memproduksi 100 kg tahu per hari di pabrik pertama yang ada di Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur. Sementara di cabang kedua, Jalan Munjul, bisa mencetak 30 kg tahu kuning.
Sehari, pihaknya bisa menghabiskan 1 ton kacang kedelai untuk produksi. Sementara ampas tahu, biasa dibeli oleh peternak sebagai pakan sapi dan untuk bahan lainnya seperti oncom.
“Sekarang produksi merosot, di pabrik pertama sampai 20 kg, sehingga produksinya hanya sampai 80 kg per hari. Akhinrya kita terpaksa untuk ikut naikan harga Rp500 satuannya,” kata Rafi.
Belum lagi, lanjut Rafi, untuk pewarna kuning dari, pabriknya masih menggunakan kunyit asli dan bukan bahan pewarna kimia. Dia juga tidak menggunakan bahan pengawet.
“Karena kami ingin mempertahankan kualitas. Pabriknya kan sudah ada sejak 1988, konsumen sudah mengenal merek Tahu Sayang Haji Sarbini (HS),” kata dia.
Rafi mengatakan, pihaknya cenderung menggunakan bahan baku kacang kedelai impor dari Amerika, sehingga nilai tukar USD sangat berpengaruh pada harga bahan baku.
Baca Juga:Langka! Bunga Bangkai di KRC Mekar Sempurna Dua Kali, Tingginya 3,1 MeterSosialisasi Empat Pilar, Isfhan: Paham Radikal dan Intoleran di Medsos jadi Tantangan Utama
“Kita pernah coba pakai bahan baku lokal, tapi kualitasnya kurang,” kata dia.
Tidak hanya pengaruh dolar Amerika Serikat, pihaknya juga kini kesulitan untuk mencari pembeli. Pasalnya, pabrik tahu kini menjamur di Cianjur.
“Semua orang bisa membuat tahu, tidak ada resep rahasia dalam membuat tahu. Jadi banyak juga pabrik-pabrik baru. Kita akhirnya bertahan dengan menjaga kualitas dan nama merek HS,” kata Rafi.